"Hal itu bisa dibuktikan dengan dalam beberapa pekan terakhir tidak ada ditemukan kebakaran lahan, dan juga bisa dilihat dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Supadio-Pontianak yang menyatakan tidak ditemukan titik panas di wilayah Pontianak," kata Saptiko di Pontianak, Selasa.
Baca juga: Kabut asap pekat meliputi Pontianak
Ia menambahkan, tidak ditemukannya titik panas atau kebakaran lahan, juga dipicu dari secara gencar pihaknya dan instansi terkait dalam melakukan patroli dan sosialisasi terkait larangan membakar lahan.
"Alhamdulillah hingga sekarang belum ada titik panas atau kebakaran lahan di Pontianak," ungkapnya.
Ia mengklaim, kabut asap tersebut merupakan kiriman dari daerah lainnya, atau karena dibawa oleh angin sehingga masyarakat Kota Pontianak menjadi korban dari kabut asap tersebut.
Baca juga: Warga keluhkan asap kebakaran lahan gambut Kolaka Timur
Dalam kesempatan itu, Saptiko kembali mengimbau kepada masyarakat Kota Pontianak dan Kalbar umumnya agar tidak membakar lahan, karena menyebabkan kabut asap sehingga merugikan banyak pihak.
Sementara itu, Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio-Pontianak, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, terpantau sebanyak 567 titik panas atau hotspot di Kalbar, Selasa.
Baca juga: Polres Kotawaringin Timur panggil 60 pemilik lahan terbakar
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio-Pontianak Erika Mardiyanti dalam siaran persnya di Pontianak, menyatakan, titik panas tersebut dipantau melalui hasil pengolahan data citra satelit Lapan mulai 9 September 2019 pukul 07.00 WIB hingga 10 September 2019 pukul 07.00 WIB, sebanyak 567 titik panas.
Baca juga: Luas lahan terbakardi Sumatera Selatan capai 2.000 hektare
Terbanyak di Kabupaten Ketapang 310 titik panas; disusul Kubu Raya 91 titik panas; Sintang 57 titik panas; Melawi 49 titik panas; Kayong Utara 39 titik panas; Sambas sembilan titik panas; Sanggau dua titik panas; Sekadau satu titik panas; sementara Kabupaten Mempawah, Bengkayang, Landak, Kota Singkawang dan Pontianak tidak ditemukan titik panas.
Pewarta: Andilala
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019