"PLTN merupakan sumber energi yang bersih, mobil listrik juga ramah lingkungan. Nah, mobil listrik memerlukan energi listrik untuk mengisi baterainya, kalau diisi dengan energi dari PLTN lebih ramah lingkungan karena tidak ada emisi karbon yang keluar," ujar Suryantoro usai diskusi di Tangerang Selatan, Banten, Selasa.
Menurut dia, hal itu berbeda jika energi tersebut berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang mana mobil listrik itu masih menghasilkan emisi karbon. "Artinya kalau energi dari PLTN, benar-benar tidak ada polusi udara yang dikeluarkan."
Baca juga: BATAN: Kalimantan Barat membutuhkan PLTN
Baca juga: WALHI Kalbar minta presiden hentikan upaya pendirian PLTN
pembangunan pltn
Ke depan, pihaknya mendorong agar pemangku kepentingan melirik pembangunan PLTN menjadi sumber utama pasokan listrik. PLTN ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan emisi karbon.
Indonesia juga sudah membuktikan mampu mengelola PLTN dan diakui lembaga tenaga atom internasional (IAEE). Saat ini, Indonesia memiliki tiga reaktor daya nuklir yakni di Serpong, Bandung, dan Yogyakarta. Saat ini pihaknya sedang menjajaki pembangunan purwarupa PLTN komersil dengan kapasitas 100 MW di Kalimantan Barat. PLTN tersebut bertujuan untuk mengatasi masalah kelistrikan di daerah itu dan pasokan energi untuk pengolahan tambang bauksit.
Kalimantan Barat juga memiliki sumber uranium yang menjadi bahan baku utama untuk pengoperasian PLTN. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat juga menyetujui pembangunan purwarupa PLTN komersil itu dan menyiapkan tempat. Berdasarkan kajian dari Kementerian Riset dan Teknologi, terdapat tiga tempat yang cocok untuk pembangunan PLTN di Kalimantan Barat yakni Bengkayang, Ketapang, dan Sambas.
Pembangunan purwarupa PLTN komersil tersebut merupakan program prioritas riset nasional yang hasilnya bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.*
Baca juga: DPD bahas rencana pembangunan rel kereta api dan PLTN di Kalteng
Baca juga: PLTN tidak sepenuhnya murah
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019