Honduras dan Meksiko merupakan lokasi konflik sosial yang telah berlangsung lama.
Menteri Pertahanan Luis Miguel Ralda mengatakan kepada para wartawan bahwa 2.000 anggota pasukan diterjunkan sebagai bagian dari misi itu, setelah Kongres dua hari lalu menyatakan keadaan darurat.
"Kami berharap mereka mampu menciptakan ketenangan, keamanan dan perdamaian untuk masyarakat di wilayah ini," kata Menhan. Dia menyadari bahwa daerah itu dilanda tindakan anarkis akibat pemerasan dan kejahatan narkoba lainnya.
Baca juga: Guatemala nyatakan keadaan darurat karena geng narkoba Selama beberapa dekade, wilayah itu dilanda serangkaian konflik antarpenduduk setempat dan para pemilik tanah, perusahaan penambangan dan perkebunan kelapa sawit, termasuk masyarakat penduduk asli.
Militer Guatemala pekan lalu mengatakan geng tersangka penyelundup narkoba menyerbu patroli sembilan tentara di provinsi Izabal. Para petugas patroli itu sedang menjalankan tugas untuk menyita pesawat, yang diduga membawa narkoba. Dalam serangan itu, tiga tentara tewas.
Sejumlah pejabat melaporkan mereka mengidentifikasi hampir 50 landasan pacu ilegal, yang mereka katakan digunakan untuk mengirim narkoba.
Serangan terhadap tentara, salah satu insiden kekerasan terparah terhadap militer selama beberapa tahun, mendorong anggota parlemen pada Sabtu (7/9) mengesahkan status darurat selama 30 hari. Melalui dekrit tersebut, pemerintah memberlakukan pembatasan jam malam di provinsi-provinsi di timur laut, yaitu Alta Verapaz, El Progreso, Izabal, Peten, Zacapa serta Baja Verapaz.
Sumber: Reuters
Baca juga: Guatemala minta lebih banyak bantuan AS perangi perdagangan narkoba
Baca juga: Mantan prajurit Guatemala dihukum penjara lebih dari 5.000 tahun
Putuskan jalur narkoba dan lindungi sumber daya mineral
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019