"Secara teknologi kita sudah kuasai sekarang, yang paling penting sekarang seluruh teknologi yang sudah ada ini kita harus tetapkan platformnya kayak motor kan ini spesifikasi begini, mobil harus tahu platformnya, mau bus, mau minibus, mau angkot atau mau sedan, itu harus ada," kata Jumain kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Dengan satu kolaborasi untuk mengerjakan satu platform kendaraan listrik, maka akan mendorong percepatan pembuatan mobil listrik. Oleh karena itu pemerintah harus menetapkan platform kendaraan listrik yang dikembangkan.
Selain itu juga perlu dipastikan sasaran awal pemasaran kendaraan listrik karena akan mempengaruhi platform mobil listrik. Misalnya, jika ingin membuat kendaraan listrik berupa angkot, maka pemerintah dapat menjual angkot ke perusahaan angkot dan mengeluarkan kebijakan untuk memberikan izin kepada angkot bertenaga listrik.
Kendaraan listrik juga bisa berupa mini bus untuk keperluan kampus, pemerintah atau badan usaha sehingga untuk tahap awal, pasar untuk komersialisasi kendaraan listrik menjadi jelas.
"Tahap-tahap awal pasarannya harus jelas, jadi kita kan harus bisa membuat satu produk yang bisa kita jual di awal supaya industrinya bisa berkembang terus, baru setelah kita memproduksi dengan baik, punya fasilitas sendiri, kita melangkah mau kemana lagi produksinya," tuturnya.
Jumain menuturkan karena investasi di mobil listrik besar, maka lebih bagus jika badan usaha milik negara yang mengambil bagian terbesar dalam pengembangannya untuk kepastian investasinya.
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019