Hal itu membuat Mayang merasa tidak percaya. Ia berusaha meyakinkan suami dan dokter Vera (Nova Eliza) bahwa ketika proses persalinan, ia mendengar suara tangis anaknya.
Dia lantas menghubungi pihak kepolisian untuk mencari titik terang kasus janggal ini. Usaha Mayang menemui jalan buntu setelah pihak rumah sakit berhasil memberikan bukti berupa dokumen kematian bayinya, lengkap dengan beberapa foto kejadian.
Insting Mayang sebagai seorang ibu kemudian menuntun dirinya untuk menemukan si bayi. Hal ini membuat semua orang di rumah sakit yakin bahwa Mayang depresi dan mulai berhalusinasi, termasuk oleh suaminya sendiri.
Perjuangan Mayang juga dihantui oleh roh penasaran yang mengikutinya kemana pun ia pergi, sehingga menimbulkan ketakutan pada dirinya yang sudah dianggap gila itu.
Film yang disutradarai oleh Hestu Saputra tersebut membalut emosi dibungkus dengan ketegangan (suspense), serta ditambah dengan sentuhan horor yang diklaim sesuai dengan logika cerita di realita kehidupan.
Hestu dalam pernyataannya di Gala Premiere film terbarunya itu mengatakan bahwa tujuan dari "Lorong" adalah untuk mencampuradukkan psikologi penonton karena memiliki misteri di setiap potongan adegannya.
"Lorong", meskipun diklaim sebagai film suspense/thriller, rupanya memiliki sentuhan drama yang cukup kuat, mengingat sutradara Hestu Saputra dikenal dengan karya film ber-genre drama.
Tak hanya itu, kehadiran Teuku Rifnu Wikana sebagai tokoh Darmo yang tidak banyak bicara ini rupanya mengundang tawa dan menambah kesegaran di dalam film yang didominasi dengan tone warna gelap itu.
Perjuangan Mayang menelusuri misteri di balik lorong-lorong rumah sakit ini dapat disaksikan di bioskop pada 12 September mendatang.
Baca juga: Winky Wiryawan jatuh cinta dengan akting Prisia Nasution
Baca juga: Absen 18 tahun, Winky Wiryawan perlu adaptasi untuk film horor
Baca juga: Prisia Nasution usul tiap KBRI adakan pekan film Indonesia
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019