• Beranda
  • Berita
  • Legislator minta guru BK tidak hanya konsultasi karier

Legislator minta guru BK tidak hanya konsultasi karier

11 September 2019 16:33 WIB
Legislator minta guru BK tidak hanya konsultasi karier
sakit jiwa, stress, stes, depresi, ilustrasi stres, ilustrasi depresi, gangguan jiwa, gangguan kejiwaan, gangguan mental (ANTARA News / Insan Faizin Mubarak)
Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Nova Riyanti Yusuf meminta agar guru bimbingan konseling (BK) tidak hanya sekadar konsultasi karier melainkan bisa berfungsi sebagai sarana untuk bimbingan konseling jiwa.

"Guru BK di sekolah hanya berfungsi untuk bimbingan karier, jarang digunakan untuk bimbingan konseling jiwa sesungguhnya. Jarang guru BK sebagai tempat siswanya curhat (mencurahkan isi hati)," ujar Nova Riyanti Yusuf di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, yang dibutuhkan oleh siswa adalah bimbingan konseling, karena masa remaja merupakan masa yang paling genting. Masa remaja juga menentukan kualitas hidup seseorang di masa yang akan datang.

Baca juga: Legislator minta pemerintah buat peraturan turunan UU Kesehatan Jiwa

Baca juga: Psikiater : perundungan bisa sebabkan depresi pada siswa


Dia juga melihat siswa terutama siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) rentan terhadap gangguan emosional. Pasalnya, rata-rata siswa SMK memiliki penyakit yang cukup serius seperti batuk darah, dan sebagainya. Hal itu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nova di sejumlah SMK di Jakarta.

"Siswa SMK rata-rata bangun jam empat pagi, lalu berangkat ke sekolah dan pulang bisa jam tujuh malam. Kondisi itu menyebabkan mereka berisiko mengalami gangguan emosional dua kali dibanding siswa SMA."

Oleh karena itu, perempuan yang akrab disapa Noriyu itu menambahkan masalah kesehatan jiwa remaja harus mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Menurut dia, bagaimana mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul jika banyak generasi muda mengalami gangguan kesehatan jiwa. Dia juga menegaskan bahwa Indonesia akan tumbuh menjadi negara maju jika SDM berkualitas baik secara fisik dan cerdas, serta kejiwaannya.

Nova menegaskan untuk mencapai Indonesia emas maka memerlukan visi kesehatan yang adaptif dan komprehensif mencakup hingga kesehatan kejiwaan.

Baca juga: Menyalakan sepercik harap melalui konseling daring
 

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019