"Hari Selasa nilai PM10 di angka 111 kemudian naik menjadi 118 pada Rabu posisi pukul 15.00 WIB dengan status tidak sehat," kata Kepala Humas Pemko Pekanbaru, Masirba Sulaiman di Pekanbaru, Rabu.
Wali kota telah memutuskan, perpanjangan libur ini, juga karena adanya laporan dari BPPD Kota Pekanbaru, akan terjadi peningkatan titik api (hotspot) di provinsi tetangga yakni Jambi dan Sumatera Selatan dalam dua hari ke depan.
Asap kiriman tersebut akan mengikuti arah angin ke Provinsi Riau. Namun demikian, tim rekayasa teknologi cuaca yang langsung dipimpin oleh Danlanud Roesmin Nurjaddin Pekanbaru sedang mengupayakan penyebaran garam di tiga daerah yakni Pekanbaru, Kampar dan Pelalawan.
"Kita harapkan arah angin ini tidak mengalami perubahan sehingga jika terjadi hujan lebat di tiga daerah tersebut dan mengubah kondisi cuaca," ujarnya.
Menurut dia, jika kualitas udara membaik, kebijakan pemerintah untuk meliburkan sekolah akan dievaluasi kembali.
Namun demikian, Wali Kota Pekanbaru meminta kepada semua orang tua murid mulai dari tingkat PAUD hingga tingkat SMP/sederajat juga ikut mengawasi aktivitas anak-anak yang berada di rumah.
Wali Kota juga memberikan instruksi kepada Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru untuk memerintahkan kepada semua guru, memberikan tugas kepada anak-anak didiknya sehingga waktu belajar masih efektif dilaksanakan di rumah.
Seluruh masyarakat Pekanbaru juga diimbau untuk tidak menambah asap dengan tidak membakar sampah di lingkungan rumah tangga.
Baca juga: 1.211 titik panas Karhutla "kepung" Sumatera
Baca juga: Asap semakin pekat 4 mahasiswa UNRI dirawat ke RS
Baca juga: Gubernur Riau perintahkan buat posko kesehatan antisipasi kabut asap
Pewarta: Vera Lusiana
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019