Dalam laporan bulanan, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak mengatakan permintaan minyak di seluruh dunia akan meningkat 1,08 juta barel per hari, kurang dari 60.000 barel per hari dari perkiraan sebelumnya, dan mengindikasikan pasar akan surplus.
Prospek yang lebih lemah di tengah perang dagang AS-China dan Brexit dapat menekan kasus OPEC dan sekutunya untuk mempertahankan atau menyesuaikan kebijakan mereka dalam memangkas produksi. Irak mengatakan para menteri pada Kamis (12/9/2019) akan membahas apakah pemotongan lebih dalam diperlukan.
OPEC, dalam laporannya, menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2020 menjadi 3,1 persen dari 3,2 persen dan mengatakan peningkatan permintaan minyak tahun depan akan diimbangi oleh "pertumbuhan yang kuat" dalam pasokan dari produsen saingan seperti Amerika Serikat.
"Ini menyoroti tanggung jawab bersama dari semua negara produsen untuk mendukung stabilitas pasar minyak untuk menghindari volatilitas yang tidak diinginkan dan potensi kambuhnya kembali ketidakseimbangan pasar," kata laporan itu.
OPEC, Rusia dan produsen lain sejak 1 Januari telah menerapkan kesepakatan untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari. Aliansi, yang dikenal sebagai OPEC+, pada Juli memperbarui pakta sampai Maret 2020 dan sebuah komite yang meninjau pakta tersebut bertemu pada Kamis (12/9/2019).
Harga minyak memangkas kenaikan sebelumnya setelah laporan dirilis menjadi berada duduk di bawah 63 dolar AS per barel. Terlepas dari pemangkasan yang dipimpin OPEC, minyak telah jatuh dari puncak 2019 pada April di atas 75 dolar AS, tertekan oleh kekhawatiran perdagangan dan perlambatan ekonomi.
Laporan itu mengatakan persediaan minyak di negara-negara industri jatuh pada Juli, sebuah perkembangan yang bisa meredakan kekhawatiran OPEC atas kemungkinan kelebihan pasokan.
Meski begitu, stok pada Juli melebihi rata-rata lima tahun - sebuah tolok ukur pengawasan ketat OPEC - sebesar 36 juta barel.
Risiko Pasokan
OPEC dan mitranya telah membatasi pasokan sejak 2017, membantu membersihkan kelebihan pasokan yang menumpuk pada 2014-2016 ketika produsen-produsen memproduksi sesuka hati, dan menghidupkan kembali harga-harga.
Kebijakan tersebut telah memberikan dorongan berkelanjutan untuk serpih AS dan pasokan saingan lainnya di AS, dan laporan itu menunjukkan bahwa dunia akan membutuhkan lebih sedikit minyak mentah OPEC tahun depan.
Permintaan minyak mentah OPEC akan mencapai rata-rata 29,40 juta barel per hari pada 2020, kata OPEC, turun 1,2 juta barel per hari dari tahun ini.
Namun, OPEC mengatakan produksi minyaknya pada Agustus naik 136.000 barel per hari menjadi 29,74 juta barel per hari menurut angka yang dikumpulkan kelompok itu dari sumber sekunder. Itu kenaikan pertama tahun ini. Arab Saudi, Irak, dan Nigeria meningkatkan pasokan.
Pengekspor utama Arab Saudi mengatakan kepada OPEC bahwa kerajaan meningkatkan produksi Agustus hanya lebih dari 200.000 barel per hari menjadi 9,789 juta barel per hari. Arab Saudi terus memproduksi minyak jauh lebih sedikit dari kuota 10,311 barel per hari.
Sebagian berkat pengekangan Saudi, produsen masih terlalu mematuhi kesepakatan pemotongan pasokan. Pengurangan di Iran dan Venezuela, dua anggota OPEC yang menghadapi sanksi AS, telah memperluas pengurangan pasokan. Namun demikian, peningkatan Agustus menempatkan produksi OPEC lebih jauh di atas perkiraan permintaan 2020.
Laporan tersebut menunjukkan akan ada surplus pasokan 2020 sebesar 340.000 barel per hari jika OPEC terus memompa pada tingkat Agustus dan hal-hal lain tetap sama, lebih dari perkiraan surplus dalam laporan bulan lalu.
Baca juga: Harga minyak naik setelah OPEC indikasikan pangkas produksi
Baca juga: Ekspektasi pemangkasan produksi OPEC dorong harga minyak naik di Asia
Baca juga: Topang harga, OPEC dan sekutu perpanjang pemotongan pasokan minyak
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019