Menlu Retno mengatakan, dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI di Gedung Nusantara 2, Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu, forum tersebut mencapai hasil yang dianggap cukup baik.
"Forum tersebut telah menghasilkan kesepakatan bisnis sebesar 822 juta dolar AS yang meliputi bidang infrastruktur, farmasi, perdagangan, skema pembiayaan dan essential oil," katanya.
Baca juga: Indonesia berbagi pengalaman investasi dengan Afrika
Dia juga menjelaskan beberapa proyek yang disepakati, antara lain, termasuk rehabilitasi istana Presiden Niger untuk zona tiga senilai 10 juta dolar AS, lalu proyek Tour de Goree di Senegal senilai 250 juta dolar AS, proyek social housing di Pantai Gading senilai 200 juta dolar AS dan konstruksi bulk liquid terminal fase satu dan dua untuk terminal kontainer di Zanzibar, Tanzania, senilai 190 juta dolar AS.
"Selain kesepakatan bisnis, Preferential Trade Agreement antara Indonesia dan Mozambik juga telah ditandatangan Menteri Perdagangan pada 27 Agustus 2019. Ini adalah PTA pertama yang dimiliki Indonesia dengan negara Afrika," katanya.
Dia menambahkan, Indonesia juga telah melakukan negosiasi putaran pertama untuk PTA dengan Mauritius, serta pembahasan PTA pertama dengan Djibouti, yang dilakukan selama penyelenggaraan dialog infrastruktur dengan Afrika.
Baca juga: Eswatini dukung pengembangan kerja sama ekonomi Indonesia-Afrika
Selain kesepakatan ekonomi dan bisnis, Retno juga menjelaskan perkembangan lain yang dicapai dari hubungan Indonesia dengan negara-negara Afrika.
"Saat ini kahadiran wajah Indonesia di Afrika meningkat cukup signifikan. Terjadi penambahan 70 persen Konsulat Kehormatan, yaitu dari 13 menjadi 22 Konsulat Kehormatan. Ini merupakan tindak lanjut karena ini PR yang kita berikan pada para duta besar tahun lalu saat kita lakukan forum Indo-Afrika," paparnya.
Indonesia juga berencana membuka Kedutaan Besar di Kamerun yang akan menjadi perwakilan Indonesia pertama di Afrika Tengah.
Saat membuka Indonesia-Africa Infrastructure Forum, Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia merupakan mitra terpercaya Afrika dan keduanya memiliki keinginan untuk tumbuh dan maju bersama.
Baca juga: Dialog infrastruktur pembawa pesan persaudaraan Indonesia-Afrika
Lebih lanjut, Menlu mengatakan dalam rapat yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi I Ahmad Hanafi Rais itu, hubungan ekonomi Indonesia dan Afrika selama ini agak tidak sebanding dengan investasi politik yang sudah dilakukan sejak penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955.
"Kadang-kadang romantisme sejarah tanpa sadar membuat kita berada di zona nyaman. Kita ingin konversikan kedekatan politik dengan Afrika menjadi kerja sama ekonomi yang menguntungkan bagi Indonesia dan Afrika," ujarnya.
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019