"Secara pribadi saya tidak kenal dengan Pak Habibie. Tetapi saya lihat Pak Habibie orang yang rendah hati," katanya melalui sambungan telepon kepada Antara di Jakarta, Kamis.
Selain rendah hati, pengamat yang juga merupakan sesama alumni ITB itu juga melihat mantan pemimpin Indonesia BJ Habibie sebagai cendekiawan yang sangat pintar, teknokrat dan sangat memikirkan bangsa Indonesia.
Baca juga: Tjahjo Kumolo kenang Habibie sebagai teknokrat kelas dunia
Ia berharap Habibie mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. "Semoga semua amal kebaikannya juga bisa menjadi amal jariyah yang terus mengalir meski beliau sudah meninggal dunia," katanya.
B.J. Habibie meninggal dunia dalam usia 83 tahun pukul 18.05 di RSPAD Gatot Subroto di Jakarta pada Rabu.
Menurut putranya, Thareq Kemal Habibie, dia berpulang karena faktor usia. Habibie meninggal dunia dikelilingi oleh keluarga terdekat termasuk kedua putranya dan cucu-cucunya.
"Sampai titik terakhir saya masih ada di situ tapi hari ini pada tanggal 11 September 2019 jam 18 lebih lima, Presiden RI Ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie, sudah meninggal," ujar Thareq.
Baca juga: Wiranto: Habibie perintis awal teknologi Indonesia
Baca juga: Nanat Fatah: Gagasan imtaq-iptek ICMI dari Habibie
Pewarta: Katriana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019