Harga minyak naik di perdagangan Asia pada Kamis pagi, bangkit kembali dari kerugian besar di sesi sebelumnya, didukung oleh langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing serta penurunan persediaan minyak mentah AS ke level terendah dalam hampir setahun.Pola historis persediaan menunjukkan bahwa stok akan mulai mencapai titik terendah musiman sekitar dua-tiga minggu ke depan
Minyak mentah berjangka Brent naik 41 sen atau 0,7 persen, menjadi diperdagangkan di 61,22 dolar AS per barel pada pukul 00.51 GMT (07.51 WIB). Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 40 sen atau 0,7 persen, menjadi diperdagangkan pada 56,16 dolar AS.
Kenaikan itu terjadi setelah China bergerak untuk membebaskan beberapa obat anti-kanker AS dan barang-barang lainnya dari tarif, sementara Presiden Donald Trump mengumumkan penundaan kenaikan tarif terjadwal atas barang-barang China senilai miliaran dolar.
Konsesi tersebut terjadi beberapa hari menjelang pertemuan terencana yang bertujuan meredakan gejolak perdagangan yang telah berlangsung lama antara dua ekonomi terbesar dunia.
Langkah Trump adalah "isyarat niat baik yang signifikan bahwa ia juga bersedia bernegosiasi untuk mengakhiri pertikaian perang dagang ini," kata Stephen Innes, ahli strategi pasar Asia Pasifik di AxiTrader.
Kenaikan harga pada Kamis terjadi setelah kedua acuan utama turun tajam menyusul laporan bahwa Presiden Trump telah mempertimbangkan pelonggaran sanksi terhadap Iran, sebuah langkah yang berpotensi meningkatkan pasokan minyak mentah global pada saat meningkatnya kekhawatiran tentang permintaan minyak.
Meningkatkan suasana pasar yang baik, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Rabu (11/9/2019) bahwa stok minyak mentah AS turun minggu lalu ke level terendah dalam hampir setahun, karena kilang meningkatkan produksi dan impor turun.
"Pola historis persediaan menunjukkan bahwa stok akan mulai mencapai titik terendah musiman sekitar dua-tiga minggu ke depan," kata Innes AxiTrader.
Persediaan minyak mentah turun untuk minggu keempat berturut-turut, jatuh 6,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 6 September - lebih dari dua kali lipat ekspektasi para analis atas penarikan 2,7 juta barel.
Pada 416,1 juta barel, persediaan minyak mentah AS berada pada titik terendah sejak Oktober 2018, dan sekitar dua persen di bawah rata-rata lima tahun untuk tahun ini, kata EIA.
Baca juga: Harga emas kembali sentuh di atas 1.500 dolar
Baca juga: Dolar menguat, investor cerna serangkaian data positif ekonomi AS
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019