• Beranda
  • Berita
  • 2.500 orang hilang di Bahama akibat badai Dorian

2.500 orang hilang di Bahama akibat badai Dorian

12 September 2019 11:41 WIB
2.500 orang hilang di Bahama akibat badai Dorian
Kondisi supermarket yang dijarah setelah Topan Dorian menghantam Kepulauan Abaco di Marsh Harbour, Bahama, Kamis (5/9/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Marco Bello/aww.
Sekitar 2.500 orang tercatat hilang di Bahama lebih dari seminggu setelah Badai Dorian memukul gugus kepulauan Karibia, meskipun jumlah itu mungkin termasuk pengungsi yang berada di tempat penampungan, kata pihak berwenang pada Rabu.

Perdana Menteri Bahama Hubert Minnis mengatakan kepada bangsanya dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa jumlah korban tewas akibat Dorian tetap di angka 50, tetapi mengakui ada sejumlah besar orang yang masih hilang sehingga berarti bahwa jumlah korban akan meningkat.

"Jumlah kematian diperkirakan akan meningkat secara signifikan," kata Minnis. Ia menambahkan bahwa pemerintah bersikap terbuka dan akan memberikan "informasi yang tersedia pada waktunya mengenai korban jiwa."

Pejabat tata kelola darurat mengatakan pada konferensi pers secara terpisah bahwa daftar orang yang hilang belum dicocokkan dengan catatan pengungsi atau ribuan orang yang tinggal di tempat penampungan.

"Teman-teman saya hilang, beberapa sepupu saya hilang di sana, total lima, mereka tinggal di Marsh Harbour," kata Clara Bain, seorang pemandu wisata berusia 38 tahun, merujuk ke kota Abaco di mana para pejabat memperkirakan bahwa 90 persen rumah dan bangunan rusak atau hancur.

"Semua orang di pulau-pulau kehilangan seseorang, itu benar-benar menghancurkan," katanya.

Dorian menghantam Bahama pada 1 September sebagai badai Kategori 5 pada skala lima tingkat dalam skala Saffir-Simpson, merupakan salah satu topan Atlantik terkuat yang pernah tercatat yang menghempas langsung ke darat dan mengepakkan angin berkelanjutan dengan berkecepatan 185 mil per jam (298 kilometer per jam).

"Simpati kami ditujukan kepada keluarga masing-masing orang yang meninggal," kata Minnis. "Mari kita berdoa untuk mereka selama masa perkabungan ini. Kami menyediakan bagimu pundak kami untuk menangis. Kamu tidak akan pernah dilupakan."

Lebih dari 5.000 orang diungsikan ke New Providence, pulau tempat ibu kota Bahama, Nassau, berada, dalam menghadapi badai terburuk dalam sejarah negara itu. Tetapi sejak itu ada pengurangan yang signifikan dalam jumlah yang sekarang meminta untuk diungsikan, menurut pejabat pengelola darurat.

Sekitar 15.000 orang masih membutuhkan tempat tinggal atau makanan, menurut Badan Manajemen Darurat Bencana Karibia.

Para pejabat telah memasang tenda besar di Nassau untuk menampung mereka yang kehilangan tempat tinggal akibat badai dan berencana untuk mendirikan kota tenda di Abaco yang mampu menampung hingga 4.000 orang.

Minnis berterima kasih kepada Presiden AS Donald Trump dan rakyat Amerika karena mengerahkan dukungan dan mendesak orang-orang Bahama untuk bergabung dengan upaya bantuan dengan mengajukan diri atau menyumbangkan uang untuk kegiatan amal yang sah.

Gedung Putih mengatakan pada hari Rabu bahwa Amerika Serikat tidak akan memberikan status imigrasi sementara yang dilindungi kepada orang-orang yang melarikan diri dari Bahama setelah badai.

Status itu akan memungkinkan warga Bahama untuk tinggal dan bekerja di Amerika Serikat sementara negara mereka pulih.

Prakiraan cuaca memperkirakan bahwa Dorian menghancurkan atau menyebabkan kerugian sekitar tiga miliar dolar dalam bentuk harta benda yang diasuransikan di Bahama atau di tempat lain di Karibia.

Penerbangan komersial ke Abaco, salah satu daerah yang paling terpukul, dibuka kembali secara terbatas pada hari Rabu.

Sumber: Reuters

Baca juga: Badai Dorian timbulkan banjir saat melanda North Carolina

Baca juga: Badai Dorian tewaskan lima orang di Kepulauan Bahama

Pewarta: Maria D Andriana
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019