Supardi (52) warga Pasar Rebo, Jakarta Timur ini sengaja datang ke TMPNU Kalibata untuk melihat pemakaman BJ Habibie.
Sayangnya keinginan Supardi untuk melihat langsung hanya bisa dilakukan di seberang jalan TMPNU Kalibata.
Baca juga: Mengenang Habibie, sang pemimpin sejati
"Tadi saya coba tanya tadi apakah warga boleh masuk enggak, katanya enggak boleh kalau pakai sandal, tapi kalau pakai sepatu boleh," kata Supardi meniru ucapa petugas yang ditanya.
Keinginan serupa juga disampaikan Luthen BR Sirait (83) warga Kemayoran yang sudah datang dari pagi sekitar pukul 08.00 WIB.
Baca juga: Tiada lagi Habibie, Bapak Kemerdekaan Pers Indonesa
Ia sengaja khusus datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Presiden BJ Habibie.
"Saya enggak tau apakah warga umum boleh masuk, ada keinginan bisa melihat langsung, tapi mungkin tidak boleh," kata Luthen.
Luthen mengatakan ia mengagumi Presiden BJ Habibie sebagai Presiden Indonesia yang jenius.
"Saya juga lahir di bulan dan tahun yang sama dengan Pak Habibie, cuma beda tanggal. Kalau pak Habibie tanggal 25, saya tanggal 2 Juni," katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi TMPNU Kalibata, Deddy Prestyo saat dikonfirmasi menyebutkan saat ini warga tidak diperbolehkan masuk sementara waktu selama upacara pemakaman berlangsung.
Ia mengatakan seusai protap, saat upacara pemakaman hanya dikhususkan bagi keluarga, tamu negara dan pejabat negara.
"Saat prosesi pemakaman warga tidak boleh masuk, sudah protapnya. Nanti setelah pemakaman baru kita buka untuk warga yang mau melayat 24 jam," kata Deddy.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019