Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat menginstruksikan kepada seluruh jajaran organisasi perangkat daerah dan sekolah agar mengibarkan bendera setengah tiang sebagai penghormatan kepada almarhum Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie.Sosok BJ Habibie tokoh idola kita semua, beliau tokoh inspiratif. Untuk para suami, contohlah mahligai rumah tangga yang dibangun oleh Habibie dan Ainun
"Pengibaran bendera setengah tiang dilaksanakan selama tiga hari sebagai hari berkabung nasional atas meninggalnya BJ Habibie," kata Asisten I Bidang Pemerintahaan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Kota Mataram Lalu Martawang di Mataram, Kamis.
Instruksi pengibaran bendera setengah tiang itu berdasarkan surat dari Menteri Seketaris Negara RI Nomor: B-1010/M.Sesneg/Set/TU.000/09/2019 tentang pengibaran bendera negara setengah tiang dan hari berkabung nasional.
Dalam surat tersebut disampaikan, untuk memberikan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada putra terbaik bangsa, BJ Habibie (Presiden ke-3 RI) yang telah wafat pada 11 September 2019 di Jakarta, dimohonkan untuk mengibarkan bendera negara setengah tiang selama tiga hari berurut-urut mulai 12-14 September 2019.
"Dasar surat itulah, kami melanjutkan ke semua OPD, dinas/instansi, BUMN, sekolah dan masyarakat umum," ujarnya.
Baca juga: BJ Habibie wafat -Menag : Kontribusi Habibie tak akan pernah dilupakan
Martawang juga mengajak semua masyarakat mengikuti jejak BJ Habibie yang penuh optimisme dan memiliki motivasi positif dalam mewujudkan pengabdian terbaik untuk bangsa dan negara.
Ia juga menyebut bahwa Habibie adalah insan beragama yang taat, suami yang menyayangi istri, mencintai keluarga serta inspiratif.
"Sosok BJ Habibie tokoh idola kita semua, beliau tokoh inspiratif. Untuk para suami, contohlah mahligai rumah tangga yang dibangun oleh Habibie dan Ainun," ujarnya.
Baca juga: Mengenang Habibie, sang pemimpin sejati
Baca juga: Karya BJ Habibie berperan dalam membuka isolasi wilayah NTT
Habibie Wafat - Selamat jalan Bapak Teknologi Indonesia
Pewarta: Nirkomala
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019