• Beranda
  • Berita
  • Masih terjadi, 250 hektare kawasan Tahura Sultan Taha Jambi terbakar

Masih terjadi, 250 hektare kawasan Tahura Sultan Taha Jambi terbakar

12 September 2019 15:07 WIB
Masih terjadi, 250 hektare kawasan Tahura Sultan Taha Jambi terbakar
Hutan dan lahan di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi yang terbakar. Kebakaran Hutan dan Lahan di Taman Hutan Raya Sultah Taha masih terus terjadi. (FOTO ANTARA/HO/Ist)

Masuk hari ini sudah tiga hari kawasan di tahura terbakar, petugas dan alat yang kita miliki terbatas sehingga kita terkendala dalam melakukan pemadaman

Brigade Pengendalian Kebakaran (Brigdalkar) Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Manggala Agni menyatakan sudah 250 hektare kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Thaha Syaifudin, Jambi terbakar dan  hingga saat ini  kebakaran masih terjadi di kawasan tersebut 

"Masuk hari ini sudah tiga hari kawasan di tahura terbakar, petugas dan alat yang kita miliki terbatas sehingga kita terkendala dalam melakukan pemadaman," kata Ketua Tim Brigdalkar Tahura Sultan Thaha, Sandy di Jambi, Kamis.

Ia menjelaskan kebakaran yang terjadi di kawasan tahura tersebut merupakan rembetan dari kebakaran yang terjadi sebelumnya karena lokasi yang terbakar tersebut berada jauh di dalam kawasan, sehingga sulit dijangkau petugas untuk melakukan pemadaman.

Selain itu, kata dia, kebakaran yang terjadi di dalam kawasan tahura sulit dilakukan pemadaman oleh tim darat karena medan yang terdapat di dalam kawasan cukup rawan untuk keselamatan petugas.

"Ancaman satwa liar dan pohon yang tumbang juga dapat membahayakan anggota," kata Sandy.

Disebutkannyan bahwa kebakaran yang terjadi di kawasan tahura tersebut tepatnya di kilometer 10 Desa Senami, berjarak 2 kilometer dari titik kebakaran sebelumnya.

Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD) Kabupaten Batanghari, katanya, telah menghubungi BNPB untuk meminta bantuan "water bombing" guna membantu pemadaman.

Selain medan yang sulit, katanya, untuk melakukan pemadaman dengan tim darat juga terkendala sumber air. Karena untuk mengambil air membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam, selain itu untuk memadamkan kebakaran tersebut membutuhkan air yang cukup banyak.

"Dari segi sarana dan prasarana juga terkendala, kita hanya memiliki satu unit mobil tangki air, sehingga kita dibantu oleh tim satgas karhutla," katanya.

Meski sulit dijangkau, tim pemadam kebakaran tetap melakukan upaya pemadaman di wilayah-wilayah yang dapat dijangkau. Sementara, jika sampai malam hari pemadaman dihentikan karena berbahaya bagi keselamatan petugas, demikian Sandy.

Baca juga: Karhutla di Jambi meluas, satgas tambah helikopter water bombing

Baca juga: Warga Jambi keluhkan kabut asap akibat karhutla

Baca juga: Pemadaman kebakaran di Tahura di Jambi harus gunakan water bombing

Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019