"Kebakaran puluhan hektare hutan dan lahan yang terjadi di Jalan Lingkar Timur tepatnya di Desa Air Anyir, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka beberapa hari belakangan menyebabkan kondisi wilayah setempat diselimuti asap. Sehingga kami bersama petugas dari pemerintah daerah dan desa setempat menyebar masker khususnya kepada pengguna jalan," kata Kepala Markas PMI Babel Mardani melalui sambungan telepon, Kamis.
Aksi tersebut dipimpin langsung Kepala Markas PMI Babel dan Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Babel yang juga menjabat Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Babel Mikron Antariksa dengan membagikan ratusan masker kepada warga dan pengendara.
Baca juga: BPBD Babel tangani 15 kali karhutla setiap hari
Didampingi Kepala Desa Air Anyir, pengurus dan relawan PMI Babel juga membagikan satu per satu masker kepada warga Desa Air Anyir. Pada kesempatan itu Pejabat Sementara Sekda Babel Yulizar juga ikut membagikan masker kepada pengendara motor yang melintas di sekitar Jalan Lintas Timur yang menjadi lokasi kebakaran hutan dan lahan.
Usai membagikan masker pengurus dan relawan PMI setempat langsung membackup pemadaman Karhutla di kawasan Desa Air Anyir dengan menerjunkan mobil tangki PMI Babel.
Karhutla yang terjadi di Desa Air Anyir diduga akibat adanya kesengajaan dari oknum tak bertanggungjawab. Dibantu Tim Satgas Kekeringan Pemprov Babel baik dari BPBD, Damkar , Pramuka Peduli Kwarda Babel, TNI, Polri dan Damkar Kabupaten Bangka, Karhutla akhirnya berhasil dijinakkan.
"Jumlah relawan yang diterjunkan pada operasi pemadaman karhutla itu sebanyak tujuh orang. Namun ada hambatan saat memadamkan api di beberapa titik yang dikarenakan minimnya alat penerangan. Tapi, berkat kerjasama satgas api berhasil dipadamkan," tambahnya.
Mardani mengatakan tidak hanya di satu lokasi saja tim PMI Babel bersama sejumlah personel kepolisian dan tim Damkar Bangka melalukan pemadaman Karhutla tetapi di lokasi lainnya yakni di Desa Balunijuk, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka. Di lokasi tersebut lahan mengalami kebakaran mencapai lima hektare.
Maka dari itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan membakar hutan atau lahan. Apalagi saat ini, kondisi cuaca panas, sangat rentan terjadi kebakaran. Tetapi Jika mau melakukan pembakaran harus ditunggu sehingga bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan
Apalagi dampak dari Karhutla itu tidak hanya merusak lingkungan juga menimbulkan asap cukup tebal yang mengganggu aktivitas warga, baik yang ada di pemukiman maupun ketika berkendaraan.
Baca juga: 12,55 hektare hutan di Babel terbakar
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019