• Beranda
  • Berita
  • Menteri PUPR akan terapkan BIM sebagai syarat jaga kualitas konstruksi

Menteri PUPR akan terapkan BIM sebagai syarat jaga kualitas konstruksi

13 September 2019 15:53 WIB
Menteri PUPR akan terapkan BIM sebagai syarat jaga kualitas konstruksi
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono saat membuka Konferensi Internasional ASEAN Constructors Federation (ACF) ke-48 dan Konferensi Asosiasi Kontraktor Indonesia, di Nusa Dua, Bali, Jumat (13/9/2019). Menteri Basuki menekankan konstruksi menerapkan BIM. ANTARA/Komang Suparta/am.

Saya harapkan semoga melalui Konferensi Asosiasi Kontraktor Indonesia ini dapat memperkaya pengetahuan, pengalaman, dan mempererat kerja sama kita semua dalam industri konstruksi.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono mengatakan pihaknya selaku regulator, terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dengan menjadikan penerapan Building Informasi Modelling (BIM) sebagai syarat untuk menjaga kualitas proses konstruksi.

"Saya harapkan dunia konstruksi terpacu untuk mulai meningkatkan kemampuan dan praktek penggunaan BIM sebagai kewajiban di seluruh proyek," kata Menteri PUPR Basuki pada acara Konferensi Internasional ASEAN Constructors Federation (ACF) ke-48 dan Konferensi Asosiasi Kontraktor Indonesia, di Nusa Dua, Bali, Jumat.

Ia mengatakan manfaat dari implementasi penggunaan teknologi ini, antara lain meningkatkan efisiensi dan akurasi, proses desain dan konstruksi yang lebih ramping dan transparan, akurasi dalam setiap perhitungan, menghindari kesalahan mulai perencanaan hingga pelaksanaan dan waktu pelaksanaan yang lebih cepat dalam suatu proyek konstruksi.

Baca juga: Kementerian PUPR dorong digitalisasi benahi kinerja sektor konstruksi

Baca juga: PUPR perkuat informasi rantai dukung pemindahan ibu kota

 

Menteri PUPR siapkan Rp100 miliar untuk pemulihan Papua



Menurut Menteri Basuki, hal tersebut memang tidak terlepas dari kemampuan BIM yang dapat mensimulasikan seluruh informasi proyek bangunan atau konstruksi ke dalam bentuk model 3D sampai 7D, yaitu dengan menerapkan building data, project schedule, cost planning, energy analysis, operation and maintenance.

"Kita berharap berdasarkan hal tersebut dunia konstruksi juga perlu berinovasi lebih dan menciptakan peluangnya sendiri dalam mengoptimalkan pembangunan infrastruktur, tidak hanya di Indonesia atau ASEAN, tetapi juga di seluruh dunia," ujarnya.

Ia yakin seluruh anggota ASEAN memiliki sikap terbuka dan kapasitas untuk mengambil peluang Pasar Internasional, khususnya di dunia konstruksi. Sektor konstruksi saat ini terbukti mampu memberikan kontribusi hingga 10 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia. Indonesia saat ini tengah menjadi pasar konstruksi terbesar di Asia Tenggara dan menduduki peringkat empat di Asia.

Menteri Basuki berharap bahwa kita dapat membangun hubungan kerja yang baik untuk memperkuat Industri Konstruksi di Asia Tenggara dan membuat perbedaan bagi dunia.

"Saya harapkan semoga melalui Konferensi Asosiasi Kontraktor Indonesia ini dapat memperkaya pengetahuan, pengalaman, dan mempererat kerja sama kita semua dalam industri konstruksi," ujarnya.*

Baca juga: Menteri PUPR siap laksanakan konstruksi infrastruktur ibu kota baru

Baca juga: PUPR: Politeknik PU kejar kebutuhan tenaga terampil konstruksi


 

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019