Ketua Tim Restorasi Gambut Daerah Kalimantan Barat A.L Leysandri di Pontianak, Jumat, menjelaskan bahwa fokus restorasi gambut antara lain mencakup kesatuan hidrologis gambut (KHG) Sungai Kapuas-Sungai Ambawang dan KHG Sungai Kapuas-Sungai Mandor di Kabupaten Kubu Raya.
Selain itu ada KHG Sungai Mempawah-Sungai Peniti di Kabupaten Mempawah, KHG Sungai Sambas Besar Sungai-Sei Yung di Kabupaten Sambas, KHG Sungai Durian-Sungai Kualan di Kabupaten Kayong Utara, KHG Sungai Melawi-Sungai Batunanta di Kabupaten Sintang dan Kabupaten Melawi, serta KHG Sungai Pawan-Sungai Tolak di Kabupaten Ketapang.
"Salah satu upaya Pemerintah untuk mengatasi degradasi ekosistem gambut serta dampak yang ditimbulkannya adalah melakukan kegiatan pemulihan secara sistematis, terencana, dan terukur," kata Leysandri.
Pemulihan ekosistem gambut untuk mengurangi kebakaran lahan gambut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya, ia menjelaskan, dilakukan dengan pembasahan lahan gambut, revegetasi lahan gambut yang terbakar, dan revitalisasi sumber mata pencarian masyarakat sekitarnya.
Pembangunan sekat kanal, penimbunan kanal, dan pembuatan sumur bor dilakukan untuk mendukung kegiatan pembasahan lahan gambut.
"Kegiatan revegetasi meliputi kegiatan persemaian, pengembangan bank benih, kegiatan penanaman, dan regenerasi alami," kata Leysandri.
Sementara revitalisasi sumber mata pencaharian, menurut dia, meliputi kegiatan berbasis lahan dan berbasis air seperti pertanian tanpa bakar, paludiculture, peternakan, perikanan, budidaya lebah madu.
Ia menambahkan, Kalimantan Barat melaksanakan restorasi gambut sejak 2017 sesuai arahan Badan Restorasi Gambut.
Leysandri, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah Pemerintah Kalimantan Barat, meminta para penerima dan pengelola dana restorasi gambut memanfaatkannya secara optimal.
Baca juga:
Badan Restorasi Gambut siapkan operasi pembasahan di Kalbar
KLHK gandeng perusahaan HTI teliti pengelolaan lahan gambut Kalbar
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019