Kabut asap di Sumatera Barat ditengarai berasal dari provinsi tetangga, Riau, Jambi dan Sumatera Selatan karena jumlah titik api yang terpantau di provinsi itu tidak signifikan, hanya enam titik.pastikan siswa untuk tidak belajar di luar ruangan
"Kemaren ada 12 titik api yang terpantau di Sumbar. Hari ini tinggal enam, itupun sudah padam hanya butuh pendinginan," kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit di Padang, Jumat.
Data laman http://modis-catalog.lapan.go.id, enam titik panas yang terpantau di Sumbar tingkat kepercayaannya pun di bawah 30 persen.
Baca juga: Peluang hujan kecil, Sumbar masih diselimuti kabut asap
Terkait kualitas udara yang tidak sehat itu, Nasrul Abit menyebut Pemprov Sumbar sudah mengeluarkan imbauan agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar ruangan untuk sementara.
"Kita juga sudah imbau bupati dan wali kota untuk memastikan siswa untuk tidak belajar di luar ruangan," katanya.
Mengantisipasi kabut asap yang semakin pekat itu, Pemprov Sumbar menyiapkan 12 ribu masker untuk dibagikan pada masyarakat, terutama yang berada di daerah perbatasan dengan provinsi tetangga.
Baca juga: BMKG: Kabut asap, jarak pandang di Sumbar hanya 7 sampai 8 kilometer
"Biasanya daerah perbatasan kualitas udaranya lebih buruk daripada di Kota Padang. Kita upayakan untuk membantu itu," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Erman Rahman.
Di Kota Padang, masker diserahkan di jalan Sudirman depan kantor gubernur setempat. Wakil Gubernur Nasrul Abit dan sejumlah kepala SKPD terlihat ikut membagi-bagikan masker pada pengendara yang lewat.
Baca juga: DLH Sumbar matikan alat pengukur udara karena tidak akurat
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019