Suasana di sekitar gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat, mulai kondusif pascakericuhan oleh massa aksi yang mencoba masuk ke gedung KPK untuk mencopot kain hitam yang menutupi logo KPKTiga aliansi tersebut yang mendukung keputusan pansel capim KPK, kata Bastoni
Logo kain hitam itu diketahui sebagai aksi simbolik jika revisi Undang-Undang KPK disetujui dan pimpinan KPK ke depan diisi orang-orang bermasalah yang telah dipasang sejak Minggu (8/9).
Pantauan di lokasi, tampak sisa-sisa dari kericuhan masih terlihat di depan lobi gedung KPK seperti batu, botol minuman, dan bambu yang dilempar oleh massa aksi dari luar gedung KPK.
Baca juga: Kericuhan terjadi di gedung KPK
Polisi juga sempat menembakkan gas air mata untuk menghalau massa yang mencoba masuk gedung KPK sehingga mereka pun mundur ke jalan di depan gedung KPK.
Awalnya aksi berjalan damai, namun kemudian massa mulai membakar ban dan karangan bunga yang berjejer di luar gedung KPK. Karangan bunga itu kebanyakan bentuk dukungan masyarakat untuk KPK.
Adapun massa itu tergabung dalam Himpunan Aktivis Indonesia serta Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Relawan NKRI yang mendukung usulan revisi UU KPK.
Baca juga: Kapolres: Ada kesalahpahaman kericuhan di gedung KPK
Saat meninjau lokasi, Kapolres Jakarta Selatan Kombes Bastoni mengaku ada kesalahpahaman antara kelompok yang berunjuk rasa dengan pegawai KPK.
"Jadi, rekan-rekan sekalian ada sedikit kesalahpahaman antara kelompok yang melakukan unjuk rasa terkait keputusan pansel capim KPK dengan pegawai atau wadah dari KPK," kata Bastoni di gedung KPK, Jakarta.
Lebih lanjut, ia menyatakan ada tiga aliansi yang berunjuk rasa dengan estimasi massa sekitar 300 orang.
"Tiga aliansi tersebut yang mendukung keputusan pansel capim KPK," kata Bastoni.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019