Ketua Umum Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia (PTGMI) Epi Nopiah mengatakan masih banyak masyarakat yang belum memahami bahwa kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk dijaga, sehingga menunjukkan persentase masyarakat yang berobat penyakit ini cukup rendah.(Penyakitnya) kebanyakan karies gigi. Artinya kalau kariesnya tinggi kemudian persentase berobat ke dokter gigi juga rendah berarti masyarakat kurang memahami atau belum mengetahui bagaimana menjaga kesehatan gigi yang baik,
“Kalau dilihat dari jumlah persentasenya di Aceh yang sakit gigi sekitar 70-80 persen dan yang berobat ke dokter gigi cuma sekitar 10 persen. Artinya masyarakat belum memahami kesehatan gigi dan mulut itu penting sekali,” katanya di sela sela Rakernas PTGMI di Banda Aceh, Jumat.
Dia menyebutkan sebetulnya dalam memberi pemahaman kepada masyarakat ialah tugas mereka dari PTGMI di seluruh Indonesia, dengan cara promotif, preventif, dan mengedukasi masyarakat tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut secara baik dan benar.
Baca juga: "Indonesia Tersenyum" melalui BKGN beri manfaat 25 ribu sasaran
“(Penyakitnya) kebanyakan karies gigi. Artinya kalau kariesnya tinggi kemudian persentase berobat ke dokter gigi juga rendah berarti masyarakat kurang memahami atau belum mengetahui bagaimana menjaga kesehatan gigi yang baik,” jelasnya.
Ia menambahkan, sejauh ini masyarakat mengetahui dalam sehari dianjurkan untuk menyikat gigi dua kali. Namun masyarakat tidak mengetahui waktu yang tepat untuk menyikat gigi dengan baik dan benar dalam upaya menjaga kesehatan gigi.
“Sebenarnya yang betul itu sikat gigi setelah sarapan pagi, jadi ketika bangun tidur perlu sikat gigi. Nanti sesudah sarapan baru sikat gigi. Dan sebelum tidur, kadang kita saat mandi sikat gigi, lalu makan terus tidur, itu salah. Karena sisa makan akan menyebabkan karies atau lubang pada gigi,” terangnya.
Baca juga: Apa akibatnya bila anak terlalu sering menelan pasta gigi?
Selain itu, Epi juga mengatakan mereka memiliki tugas untuk melakukan penyuluhan ke sekolah dalam menciptakan usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS). Tugasnya memberi promosi serta upaya pencegahan dan mengedukasi bagaimana menjaga kesehatan gigi dengan baik sejak dini.
“Tapi kadang memang serapan tenaga kami sangat kurang, jadi mungkin belum maksimal memberikan pelayanan di usaha kesehatan gigi sekolah. Lulusan (terapi gigi dan mulut) ada tapi memang serapan sangat rendah, padahal di daerah daerah itu sangat membutuhkan kami,” lanjutnya.
Baca juga: Gusi tak sehat jadi pertanda kanker hati
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019