"Jadi kita adalah perusahaan yang punya misi sosial dan lingkungan. Jasa-jasa yang kita berikan itu untuk pengelolaan sampah yang bertanggung jawab," kata Hana Nur Aulia dari Waste4Change saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Jasa pengelolaan sampah yang dilakukan Waste4Change, kata Hana, biasanya pertama-tama dengan mengangkut sampah-sampah yang dihasilkan di perkantoran, restoran atau dari masyarakat umum.
Sampah-sampah tersebut kemudian dibawa ke rumah pemulihan material milik mereka. Di rumah pemulihan material tersebut, operator akan menyortir lebih detail.
"Misalnya untuk sampah plastik, kita akan menyortirnya menjadi lebih dari tujuh kategori," jelasnya.
Sampah-sampah tersebut dipilah berdasarkan material, apakah sampah tersebut termasuk jenis material polietilena berdensitas tinggi (High density polyethylene/HDPE, polyethylene terephthalate (PET), polietilena berdensitas rendah (low density polyethylene/LDPE) atau Polypropylene (PP) seperti tutup botol, tempat makanan, botol obat dan lain-lain.
Setelah sampah-sampah tersebut dipilah berdasarkan material, sampah-sampah itu kemudian dipilah lagi berdasarkan warna.
"Jadi misalnya PET kan ada yang warna biru, bening, hijau. Nah, itu dipisah-pisah lagi," katanya.
Kemudian, setelah dipisah, beberapa sampah plastik yang keras seperti botol minuman atau botol shampoo akan dicacah. Selanjutnya dikirim ke pabrik daur ulang rekanan.
Dia berharap jasa-jasa pengelolaan sampah ditawarkan Waste4Change berdampak positif terhadap lingkungan, terutama dalam pengurangan sampah plastik.
Baca juga: Ratusan orang bersihkan perairan Dumai dari sampah plastik
Baca juga: Greenpeace dorong produk alternatif kurangi sampah plastik
Baca juga: Warga desa Filipina tukar sampah dengan beras dalam perangi plastik
Pewarta: Katriana
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019