PT Pelni sangat potensial membuka trayek tol laut Gorontalo-Surabaya, ditunjang keberadaan pelabuhan-pelabuhan yang ada di provinsi ini, ditambah adanya potensi muatan balik (return cargo) berupa hasil komoditas pertanian, perikanan, termasuk kopra dan kayu.saat gagal panen saja, ternyata masih ada return cargo, apalagi saat musim panen tiba
Hal itu diungkap Kepala PT Pelni Cabang Bitung, Ending Wahyudin, dalam kunjungannya di Pelabuhan Anggrek dan Kwandang, Gorontalo, Jumat, menindaklanjuti rapat koordinasi (rakor) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, terkait usaha angkutan barang memanfaatkan kapal tol laut.
"Sebelumnya saya sudah melakukan konsultasi, hasilnya disampaikan ke pihak Direksi, terkait potensi return cargo (muatan kembali) dari Gorontalo ke Surabaya, minimal 100 TEUs per bulan," ujar Ending.
Potensi itu sangat mungkin bisa terwujud, mengingat selama ini belum ada trayek tol laut yang dibuka untuk pelayaran dan pelayanan angkutan komoditas hasil bumi dari Gorontalo, di antaranya jagung yang produksinya sangat besar.
Baca juga: Kepala daerah wilayah kepulauan minta program pembangunan pelabuhan
"Jika pemerintah daerah mau mengajukan permintaan ke Kementerian Perhubungan RI, maka tidak menutup kemungkinan PT Pelni akan secepatnya melayari dan melayani Gorontalo, mulai akhir tahun 2019 ini," ungkapnya.
Pihaknya kata Ending, sengaja berkunjung ke Gorontalo, melihat langsung potensi pelayaran dan pelayanan di Pelabuhan Anggrek dan Kwandang, juga Pelabuhan Gorontalo, untuk menggalang atau melaksanakan program tol laut, khusus layanan kapal penugasan yang dioperasikan PT Pelni.
"Gorontalo sangat potensial, sebab saat gagal panen saja, ternyata masih ada return cargo apalagi saat musim panen tiba," tuturnya.
Pelni dalam mendukung program tol laut, siap melayani trayek Gorontalo-Surabaya, seperti yang berhasil dilaksanakan untuk trayek Surabaya-Tahuna, Sulut dan sebaliknya.
"Kondisi itu, akan kita coba untuk melayani muatan balik Gorontalo-Surabaya," ucap Ending.
Dia memastikan, program tol laut akan sangat menguntungkan masyarakat, khususnya petani jagung yang selama ini menanggung biaya cargo yang cukup besar akibat masih memanfaatkan pelayanan pelayaran komersial.
Semakin cepat permintaan diajukan pemerintah daerah kata dia, akan mempercepat terbukanya trayek tol laut seperti yang berhasil dilakukan di Morotai Malut dan Kepulauan Sahinge Talaud Sulut.
Baca juga: Perkuat wisata bahari, Pelni luncurkan Pinisi Pelita Arunika
Pewarta: Susanti Sako
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019