Kudus (ANTARA News) - Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kudus, Jawa Tengah, menemukan darah mengandung hepatitis dari sebagian besar pendonor.
"Selama ini, jenis penyakit berbahaya yang mengakibatkan kantong darah tidak terpakai adalah hepatitis (radang hati,red.)," kata Kepala Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Cabang Kudus, Budiyono, di Kudus, Kamis.
Pada tahun ini, kata dia, jenis penyakit yang ditemukan pada darah pendonor baru hepatitis, dengan jumlah sebanyak 60 kantong yang merupakan hasil kegiatan donor darah dari 267 karyawan di salah satu perusahaan swasta di Kudus, pada hari Sabtu (14/6).
"Karena terkontaminasi hepatitis, darah pendonor tersebut tidak dapat dipakai lagi. Jika dipakai, bisa membahayakan pasien penerima darah," katanya.
Ia menjelaskan tanda-tanda orang terkena hepatitis, yakni dapat dilihat dari gejala panas tinggi. "Jika enam bulan tidak terobati, penyakit tersebut bisa menular ke orang lain melalui tranfusi darah," katanya.
Temuan tersebut, kata dia, ditindaklanjuti dengan menghubungi perusahaan, tempat para pendonor itu bekerja. "Kami minta perusahaan tersebut melakukan pembinaan terhadap karyawannya," katanya.
Adapaun untuk mengobati virus hepatitis, dia menyarankan, penderita mencoba mengonsumsi hewan tupai atau marmut.
Pada kesempatan itu, Budiyono mengaku sedikit kewalahan dengan permintaan kantong darah sepekan terakhir ini, mengingat stok darah sempat kosong sejak hari Selasa (17/6). Adapaun permintaan darah dari sejumlah pihak sebanyak 40-60 kantong.
"Beruntung stok darah kembali tersedia setelah menerima donor darah dari aparat kepolisian, yakni sebanyak 160 pendonor," katanya.
Menurut dia, jumlah tersebut tidak menjamin ketersediaan stok darah jika tidak ada aksi donor darah dari sejumlah mitra PMI.
Ia lantas memberi solusi jika ada pasien yang membutuhkan darah sementara persediaan di PMI tidak ada, yakni dengan cara menghadirkan pendonor dari kalangan umum atau keluarga pasien.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008