Dansatgas: Jumlah titik api di Jambi meningkat

14 September 2019 10:34 WIB
Dansatgas: Jumlah titik api di Jambi meningkat
Petugas SAR Direktorat Sabhara Polda Jambi memadamkan kebakaran lahan gambut milik salah satu perusahaan di Puding, Kumpeh Ilir, Muarojambi, Jambi, Rabu (11/9/2019). . ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/foc.
Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Jambi, Kolonel Arh Elphis Rudy menyatakan berdasarkan pantauan satelit telah terjadi peningkatan jumlah hotspot atau titik api yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia terutama di daerah rawan karhutla seperti Kalteng, Kalbar, Kalsel, Riau, Sumsel dan Jambi serta daerah lainnya.

"Untuk Provinsi Jambi peningkatan ini diindikasikan sebagai akibat dari masyarakat mengejar waktu tanam sebelum datangnya musim hujan dan mereka melakukan pembakaran lahan. sehingga khusus di Jambi sendiri juga ada peningkatan titik api dan saat ini ada sebanyak 150 an titik api dalam seminggu terakhir yang terpantau dimana yang terbanyak ada di wilayah Kabupaten Muarojambi dan Tanjungjubung Timur," kata Elphis Rudy melaljui rilisnya di Jambi, Sabtu.

Satgas Karhutla Jambi terus berusaha melaksanakan pemadaman dan pendinginan titik api di tengah kesulitan dan kendala berupa panas terik, angin kencang serta semakin terbatasnya sumber sumber air karena kanal dan embung  yang sudah mengering serta lokasi yang jauh dan sulit dijangkau dari Sungai.

Saat ini Satgas telah melakukan berbagai upaya mulai dari pembuatan kanal cacing utk melokalisir meluasnya kebakaran, pemadaman dengan penyiraman dan pemadanan manual dengan perlengkapan seadanya karena kesulitan air dan juga dengan pengeboman dengan water bombing.

Baca juga: Kapolda Jambi turun cek titik api di Muarojambi

"Alhamdulillah sampai pukul 08.42 WIB pagi ini titik api semakin menurun menjadi 26 titik api di Jambi dan saat ini memang sangat membutuhkan adanya rekayasa cuaca untuk menurunkan hujan dan Jambi sudah mengajukan permintaan ke BPPT, namun demikian daerah yang akan mendapatkan prioritas  Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sesuai kondisi wilayah yang paling memerlukan saat ini adalah Riau, Sumsel dan Palangkaraya (Kalteng)," kata Arh Elphis Rudy yang juga sebagai Dandrem 042 Garuda Putih (Gapu) Jambi.

Upaya lainnya yang dilakukan Satgas Karhutla Jambi di bawah koordinasi BNPB akan membentuk Tim Pasukan pemadam Reaksi Cepat (PPRC) di mana pesawat TMC sudah dimuati bahan baku rekayasa cuaca sambil menunggu berkumpulnya akumulasi 70 persen awan sebagai prasyarat rekayasa cuaca di daerah tertentu yang akan terus di pantau permenit oleh BMKG.

Untuk saat ini sSatuan tugas gabungan (Satgasgab) Karhutla Jambi sendiri hari ini akan mendapatkan tambahan alokasi satu heli water bombing lagi setelah 4 hari lalu juga mendapatkan tambahan satu heli water bombing, sehingga total heli water bombing di Jambi akan menjadi tiga unit dan semoga ini bisa memperkuat Satgas untuk pemadaman secara cepat.

Satgasgab Karhutla Jambi dalam seminggu terakhir juga sudah menerjunkan tambahan pasukan tim PPRC gabungan sejumlah 100 personil tambahan ke beberapa lokasi bergabung dengan personel yang sudah ada ke daerah Dendang dan Kumpeh.

"Kita juga akan menerjunkan tambahan lagi termasuk 1 SSK personel gabungan Yonif R 142 dan Brimob yg akan khusus melaksanakan penjagaan dilokasi yang rawan terjadi dibakar. Kita akan jaga ketat lokasi rawan dengan patroli dan penjagaan disamping sosialisasi yang masih gencar dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menekan jumlah masyarakat atau orang tertentu yang ingin membuka lahan dengan cara membakar," kata Elphis Rudy.

Baca juga: 70 hektare kawasan Tahura di Jambi terbakar
Baca juga: Perusahaan dikerahkan bantu Satgas Karhutla padamkan kebakaran






 

Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019