Negara-negara Uni Eropa ingin mencapai kesepakatan sementara tentang berbagi pelayanan para migran yang tiba di sejumlah pantai blok tersebut, saat pertemuan para menteri dalam negeri akan berlangsung di Malta pada 23 September.
Perdebatan tentang isu migran terjadi di kalangan anggota Uni Eropa sejak lonjakan arus pengungsi 2015, yang berasal dari negara-negara konflik di Timur Tengah dan Afrika.
"Jika semua sepakat maka kami akan menerima 25 persen dari mereka yang berhasil selamat di laut dan yang berakhir di Italia," kata Seehofer kepada surat kabar Sueddeutsche. "Ini tidak akan mengacaukan kebijakan kami."
Italia dan Yunani telah lama mengeluhkan soal kurangnya solusi Uni Eropa terhadap kedatangan migran. Upaya Uni Eropa untuk membuat sistem kuota gagal, menghadapi perlawanan keras dari negara-negara timur.
Peningkatan kedatangan migran melalui jalur laut selama berbulan-bulan musim panas membuat hubungan meregang antara negara Uni Eropa dan sesama anggota Italia, yang mantan Menteri Dalam Negeri-nya, Matteo Salvini menutup pelabuhan Italia untuk kapal-kapal yang menyelamatkan pendatang baru di Mediterania.
"Saya selalu katakan bahwa kebijakan kami bersifat manusiawi," tambah Seehofer. "Kami tidak akan membiarkan siapa pun tenggelam."
Pemerintahan baru Italia yang dilantik pekan lalu berjanji akan mengubah taktik penyelamatan perahu. Pada Kamis Italia mengatakan telah menyepakati perjanjian dengan negara-negara Uni Eropa untuk berbagi penanganan migran di laut di Mediterania.
Sumber: Reuters
Baca juga: Italia tolak seruan Jerman saat perahu pertolongan merapat ke dermaga
Baca juga: Kapten kapal Jerman penyelamat migran akan menutut Mendagri Italia
Baca juga: Jerman terima 1,1 juta pencari suaka selama 2015
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2019