Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan kualitas udara di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar) pada malam hari menunjukkan kategori sangat tidak sehat berdasarkan hasil pengukuran BMKG Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang pada Jumat (13/9) malam.
"Dibandingkan saat paginya ada peningkatan dari tidak sehat menjadi sangat tidak sehat," kata Kepala Bagian Humas Dharmasraya, Budi Waluyo di Pulau Punjung, Sabtu.
Baca juga: 2.188 balita Sumsel terkena ISPA akibat kabut asap karhutla
Baca juga: KLHK segel 42 perusahaan terkait karhutla
Ia mengatakan pengukuran dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Dharmasraya bekerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang pada Jumat (13/9). Pengukuran dilaksanakan pagi pukul 10.00 WIB dan malam pukul 20.00 WIB.
Ia merinci hasil pengukuran kualitas udara pada pagi hari mencatat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Dharmasraya berada pada angka 250 sampai 320 atau kondisi tidak sehat.
Sementara pada malam hari ISPU meningkat di angka angka 400 sampai 450 atau kategori sangat tidak sehat, lanjut dia.
Ia mengatakan pengambilan sampel udara untuk wilayah Dharmasraya dilakukan pada dua lokasi yakni Arena Sport Center Dharmasraya dan halaman Kantor Bupati Dharmasraya.
Baca juga: Kotawaringin Timur liburkan sekolah satu minggu akibat asap karhutla
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Rahmadian mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah untuk mengantisipasi Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
"Kalau pun beraktivitas di luar rumah diharapkan menggunakan masker serta banyak mengkonsumsi buah dan minum air putih," lanjut dia.
Selain itu, masyarakat hendaknya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti tidak merokok serta istirahat yang cukup.
"Masyarakat juga harus selalu memantau kualitas udara selama kabut asap berlangsung," tambah dia. ***3***
Baca juga: Tagana ikut padamkan kebakaran hutan
Baca juga: BNPB: Karhutla terbesar di Riau lebih dari 40 ribu ha
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019