Oly Ilunga mengawasi penanganan wabah tersebut di Republik Demokratik Kongo (DRC), yang paling mematikan kedua di negeri tersebut, selama hampir satu tahun, Ia dilucuti oleh presiden yang bertanggung jawab pada Juli dan mundur dari pemerintah beberapa hari kemudian.
Pada awal September, para pengacaranya mengatakan ia telah ditanyai oleh polisi mengenai perannya dalam tanggap bencana Ebola, demikian laporan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu malam. Mereka membantah bahwa Ilunga melakukan kesalahan.
Baca juga: Mantan Menkes Kongo diinterogasi terkait anggaran epidemi Ebola
Di dalam satu pernyataan, polisi nasional mengatakan Ilunga ditahan sebab mereka percaya ia berencana menghindari proses hukum dengan meninggalkan negeri itu.
"Sayangnya, polisi menerima informasi mengenai menghilangnya Ilunga dengan rencana mencapai Congo-Brazzaville," kata dinas pers kepolisian, yang merujuk ke negara tetangga Republik Kongro.
Ilunga, katanya, berada di dalam tahanan polisi dan akan diadili pada 16 September.
Baca juga: Petugas rumah sakit: Gadis Kongo meninggal di Uganda akibat Ebola
Pengacaranya menolak untuk berkomentar.
Donor asing telah menyediakan dana lebih dari 150 juta dolar AS bagi upaya tanggap Ebola selama satu tahun belakangan ini, tapi PBB telah mengatakan ratusan juta dolar lebih lagi diperlukan.
Wabah Ebola sejauh ini telah menewaskan lebih dari 2.000 orang dan menyerang 1.000 orang lagi. Hany wabah 2013-16 di Afrika Barat, yang menewaskan lebih dari 11.300, lebih mematikan.
Baca juga: Uganda: Pasien paling akhir Ebola akan dipulangkan ke Kongo
Sumber: Reuters
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019