Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, hingga saat ini telah menyalurkan 1.062 tangki atau sekira 5.307.000 liter air bersih ke wilayah yang menghadapi kekeringan dan kekurangan air bersih.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Ariono Poerwanto di Purwokerto, Minggu, mengatakan bahwa bantuan air bersih itu disalurkan kepada 14.521 keluarga yang terdiri atas sekitar 51.585 orang.
Menurut dia, kekeringan dan kekurangan air bersih melanda 60 desa di 19 kecamatan di Kabupaten Banyumas.
Ia memerinci, kecamatan yang menghadapi kekeringan terdiri atas Patikraja, Sumpiuh, Karanglewas, Rawalo, Kalibagor, Jatilawang, Purwojati, Cilongok, Tambak, Kebasen, Gumelar, Somagede, Lumbir, Kemranjen, Banyumas, Pekuncen, Kedungbanteng, Ajibarang, dan Wangon.
Tahun ini, menurut dia, wilayah Kabupaten Banyumas yang menghadapi kekeringan lebih luas ketimbang tahun 2018, ketika kekeringan hanya meliputi sembilan kecamatan.
Kekeringan tahun 2018 menurut data BPBD meliputi wilayah Kecamatan Tambak, Sumpiuh, Banyumas, Somagede, Kalibagor, Cilongok, Purwojati, Kebasen, dan Karanglewas.
Ariono mengatakan bahwa musim kemarau tahun 2019 lebih panjang dan lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kami sudah memulai distribusi air bersih pada akhir bulan Mei 2019 sementara pada tahun lalu kami baru memulai penyaluran air bersih pada pertengahan bulan Juli," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian wilayah di Jawa Tengah, termasuk sebagian Kabupaten Banjarnegara dan Banyumas, akan memasuki awal musim hujan pada bulan Oktober 2019.
Baca juga: Dampak kekeringan meluas di Banyumas
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019