Hasil itu mengulangi catatan serupa yang juga ditorehkan Prancis di Spanyol lima tahun lalu, bedanya kala itu mereka meraihnya dengan mengalahkan Lithuania, demikian catatan laman resmi FIBA.
Baca juga: Spanyol atasi Australia usai dua kali overtime
Prancis seolah terlambat memanaskan mesin dalam laga melawan Australia. Mereka tertinggal 21-30 saat menutup paruh pertama pertandingan.
Bahkan, hingga separuh awal kuarter ketiga berjalan, Prancis juga masih belum menemukan ritme permainan terbaiknya.
Hal itu dimanfaatkan Australia yang memperlebar jarak keunggulan menjadi 42-28 lewat layup Aron Baynes pada sisa waktu lima menit 19 detik kuarter ketiga.
Prancis baru bangkit pada separuh akhir kuarter ketiga, meraup rentetan poin 14-4 untuk memangkas jarak ketertinggalan menjadi 42-46.
Dua lemparan bebas Nando de Colo pada semenit awal kuarter keempat menandai kali pertama Prancis berhasil mengungguli Australia 47-46, namun pertandingan berlangsung ketat setidaknya hingga lima menit berikutnya yang memperlihatkan kedua tim saling bergantian memimpin.
Baca juga: Serbia tundukkan Ceko 90-81 dalam perebutan peringkat kelima
Baru pada sisa waktu tiga menit 28 detik pertandingan Andrew Albicy melesakkan tembakan tripoin yang sukses membawa Prancis memimpin 58-56 dan sejak itu tak lagi terkejar.
Berbekal rentetan poin 9-3 pada sisa waktu yang ada, Prancis memastikan merebut medali perunggu dengan kemenangan akhir 67-59.
Selain itu, baik Prancis maupun Australia sama-sama memastikan satu tempat dalam Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang.
De Colo jadi penyumbang angka terbanyak Prancis dalam kemenangan tersebut lewat 19 poin diikuti Evan Fournier 16 poin dan lima rebound.
Sementara bagi Australia Joe Ingles mengemas 17 poin dan lima rebound diiringi 15 poin milik Patty Mills.
Baca juga: Amerika hanya berakhir sebagai peringkat ketujuh Piala Dunia FIBA 2019
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2019