• Beranda
  • Berita
  • BMKG tanggapi hoaks cara bikin hujan buatan saat kemarau

BMKG tanggapi hoaks cara bikin hujan buatan saat kemarau

15 September 2019 18:30 WIB
BMKG tanggapi hoaks cara bikin hujan buatan saat kemarau
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG, Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Asep Firman Ilahi. (M Fikri Setiawan)
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan bantahan atas pesan yang beredar di WhatsApp Grup mengenai cara memunculkan hujan buatan di tengah musim kemarau.

Kepala Stasiun Meteorologi BMKG, Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Asep Firman Ilahi, Minggu kepada Antara di Bogor tegas menyebut bahwa pesan mengenai cara memunculkan hujan buatan di tengah musim kemarau yang dibuat oleh orang tidak bertanggungjawab itu adalah hoaks.

Baca juga: BBPT nyatakan hoaks terkait air garam di baskom untuk ciptakan hujan

"Sebenarnya isi pesan Broadcast WhatsApp di atas sudah sering diluruskan, tapi masih berlanjut saja, hoaks itu," ujarnya.

Menurutnya, dari sisi keilmuan, kegiatan memunculkan hujan buatan menggunakan air garam yang dijemur itu tidak mendasar.

Dia menganggap, dari kegiatan tersebut juga tidak menghasilkan perubahan suatu zat atau biasa disebut proses fisis.

"Dari sisi keilmuan, kegiatan tersebut sangat tidak mendasar. Proses fisis-nya tidak ada," kata Asep.

Baca juga: Hoaks, baskom berisi air dicampur garam ciptakan hujan

Mengenai dikaitkannya kegiatan tersebut untuk mempercepat berlangsungnya musim kemarau, Asep menyebutkan bahwa posisi matahari baru akan sampai kulminasi di atas ekuator pada tanggal 22 atau 23 September 2019.


"Setelah itu bergulir posisinya di selatan ekuator. Posisi matahari sekarang, menyebabkan di utara masih hangat, sehingga angin masih bergerak dari selatan, dimana angin selatan atau tenggara cenderung lebih kering, sulit terjadi hujan," paparnya.

Namun, khusus di daerah Bogor, karena faktor geografis pegunungan, maka masih memungkinkan hujan lokal. Tapi, ketika matahari sudah berada di selatan pada Oktober sampai Februari, hujan akan lebih intensif karena selatan lebih hangat dibandingkan dengan utara.

"Kita bersabar saja, ini ujian dari Allah. Yang penting kita tetap sabar dan tawakal. Ketika hujan kita berdoa agar jadi berkah bukan bencana. Mari kita berpikir lebih cerdas dengan media sosial," tuturnya.

Pesan seruan untuk menciptakan hujan buatan yang sempat beredar di beberapa WhatsApp Group seperti berikut:

"Darurat Kemarau Panjang !! Sediakan baskom air yang dicampur garam dan diletakkan di luar rumah, biarkan menguap, jam penguapan air yang baik adalah sekitar pukul 11.00 - jam 13.00, dengan makin banyak uap air di udara semakin mempercepat kondensasi menjadi butir air pada suhu yang makin dingin di udara.
Dengan cara sederhana ini diharapkan hujan makin cepat turun, semakin banyak warga yang melakukan ini di masing-masing rumah, ratusan ribu rumah maka akan menciptakan jutaan kubik uap air di udara.
Lakukan ini satu rumah cukup satu ember air garam, Sabtu pukul 10 pagi serempak..
Mari kita sama-sama berusaha untuk menghadapi kemarau kian parah ini..
Mohon diteruskan..kesemua group
Terima kasih."
 

Proses Hujan Buatan

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019