Dikutip dalam situs resmi klub, tuntutan itu tertuang dalam surat keberatan bernomor 06/DIR-PBB/IX/2019 tertanggal 15 September 2019 yang dilayangkan kepada panitia pelaksana pertandingan Tira Persikabo dan PT LIB selaku operator liga.
Melalui surat itu manajemen Persib menyampaikan empat butir tuntutan, pertama bahwa pihak panitia pelaksana pertandingan (Panpel) PS Tira Persikabo abai akan keamanan dan keselamatan tim Persib dengan memperbolehkan kami meninggalkan Stadion Pakansari setelah sempat tertahan selama satu jam usai pertandingan.
Kedua, bahwa selain kaca bus yang pecah, dua pemain Persib Febri Hariyadi dan Omid Nazari menderita luka robek di bagian kepala. Karenanya, kami menuntut pihak Panpel dan PT Liga Indonesia Baru untuk bisa mengusut tuntas kejadian ini karena kejadian ini sudah masuk ke ranah hukum pidana.
Ketiga, insiden seperti ini adalah yang kedua kalinya dialami tim Persib saat menjalani laga tandang di Liga 1 2019 dan dikhawatirkan akan menjadi trauma bagi beberapa pemain.
Sebelumnya, tim Persib mendapatkan perlakuan serupa setelah sesi ofisial training di Stadion Kanjuruhan dalam rangkaian pertandingan melawan Arema FC.
Manajemen Persib menuntut agar PT Liga Indonesia Baru dan PSSI untuk membuat regulasi baru terkait standar keamanan dan keselamatan tim selama dalam rangkaian pertandingan supaya ke depannya tidak ada kejadian-kejadian seperti ini lagi.
Terakhir, sepak bola adalah alat pemersatu bangsa dan tidak sepatutnya menjadi ajang rivalitas seperti ini. Maka, kami, Persib meminta kepada semua pihak untuk segera menyudahi segala bentuk pertikaian yang ada.
Itulah empat tuntutan yang dilayangkan Persib kepada panpel Tira Persikabo dan PT LIB. Tim Persib juga mengharapkan kepada pihak PSSI agar tak tinggal diam terkait dengan situasi ini.
Regulasi mengenai standar keamanan dan keselamatan tim mesti diperhatikan kembali dan diperbaharui guna menciptakan suasana kompetisi yang kondusif.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019