• Beranda
  • Berita
  • Puskesmas Lebdosari jadi contoh Puskesmas Ramah Anak di Semarang

Puskesmas Lebdosari jadi contoh Puskesmas Ramah Anak di Semarang

17 September 2019 07:35 WIB
Puskesmas Lebdosari jadi contoh Puskesmas Ramah Anak di Semarang
Anak-anak warga yang berobat di Puskesmas Lebdosari bermain di tempat bermain yang disediakan sembari menunggu orang tuanya berobat. ANTARA/Dewanto Samodro

Kami mengembangkan puskesmas 5G, yaitu Gratis, Gak Antre, Gak Ribet, Gesit, dan 'Go Cashless'. Pasien yang bukan penduduk Semarang membayar Rp5.000 menggunakan aplikasi pembayaran daring

Pusat Kesehatan Masyarakat Lebdosari di Kecamatan Semarang Barat menjadi contoh penerapan Puskesmas Ramah Anak di Kota Semarang.

"Puskesmas Lebdosari menjadi Puskesmas Ramah Anak karena kami menyediakan tempat bermain bagi anak-anak yang menunggu orang tuanya berobat," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang M. Abdul Hakam kepada wartawan dari Jakarta saat mengunjungi Puskesmas Lebdosari di Semarang, Senin (16/9).

Hakam mengatakan keberadaan tempat bermain di puskesmas cukup penting agar anak tidak merasa bosan ketika menunggu orang tuanya periksa di puskesmas.

Tempat bermain pun berada di tempat yang mudah dilihat dan dijangkau orang tua sehingga memudahkan orang tua memantau anak-anaknya bermain saat sedang menunggu antrean atau diperiksa tenaga kesehatan.

"Sebagai pusat layanan kesehatan, puskesmas sebenarnya sudah memiliki standar sendiri termasuk dalam menangani anak-anak. Namun, dengan adanya program Puskesmas Ramah Anak, puskesmas dikembangkan untuk lebih nyaman bagi anak-anak," katanya.

Baca juga: Menteri Yohana kunjungi Puskesmas ramah anak Kendari

Hakam menjelaskan dari 37 puskesmas yang ada di Kota Semarang memang tidak bisa semua dikembangkan menjadi Puskesmas Ramah Anak yang menyediakan tempat bermain karena keterbatasan tempat.

Namun, pihaknya berusaha memberikan yang terbaik kepada masyarakat agar pelayanan kepada pasien bisa cepat dan optimal.

"Kami mengembangkan puskesmas 5G, yaitu Gratis, Gak Antre, Gak Ribet, Gesit, dan 'Go Cashless'. Pasien yang bukan penduduk Semarang membayar Rp5.000 menggunakan aplikasi pembayaran daring," kata dia.

Pasien juga tidak perlu antre terlalu lama karena pendaftaran di puskesmas bisa dilakukan menggunakan media sosial, WhatsApp.

"Puskesmas buka pukul 07.00 hingga 17.00 setiap Senin-Kamis, pukul 07.00 hingga 15.00 setiap Jumat, dan pukul 07.00 hingga 12.00 setiap Sabtu. Asalkan sudah mendaftar melalui WhatsApp, pasien datang menjelang tutup pun akan tetap dilayani," katanya.

Kota Semarang berhasil meraih predikat Nindya dalam evaluasi Kabupaten/Kota Layak Anak 2019 yang diadakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengadakan kunjungan media ke beberapa kabupaten/kota yang meraih predikat Nindya dalam evaluasi Kabupaten/Kota Layak Anak 2019. Selain di Kota Semarang, kunjungan media juga akan dilakukan ke Kabupaten Sleman dan Kota Balikpapan.

Baca juga: Menteri PPPA canangkan Puskesmas dan sekolah ramah anak di Tanimbar.
Baca juga: Bulungan siapkan Puskesmas ramah anak

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019