Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa diprediksi masih lanjut melemah seiring pelemahan mata uang regional Asia.Dolar Hong Kong dolar dan dolar Singapura dibuka melemah terhadap dolar AS, yang bisa menjadi sentimen pelemahan rupiah hari ini
Pada pukul 10.22 WIB, rupiah melemah 63 poin atau 0,45 persen menjadi Rp14.105 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya yaitu Rp14.042 per dolar AS.
"Dolar Hong Kong dolar dan dolar Singapura dibuka melemah terhadap dolar AS, yang bisa menjadi sentimen pelemahan rupiah hari ini," kata ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa.
Awal pekan, rupiah melemah dipicu dua kilang minyak Arab Saudi di propinsi Abqaiq dan Khurais yang mendapat serangan dari pesawat nirawak. Kilang Abqaiq beberapa kali menjadi sasaran serangan mengingat kilang di propinsi Abqaiq ini mampu menghasilkan 7 juta barel minyak setiap hari.
"Serangan tersebut menambah ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang sedang memanas dengan adanya sanksi AS terhadap Iran," ujar Lana.
Dari eksternal lainnya, beberapa data ekonomi China menunjukkan perlambatan. Data pertumbuhan produksi sektor industri turun 4,4 persen (yoy), terendah sejak Februari 2002, diikuti perlambatan ekspor sektor industri, dan penjualan ritel.
Kemungkinan bank sentral China (PBoC) diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan pada pertemuan minggu ini.
Dari domestik, neraca perdagangan Agustus 2019 tercatat surplus sebesar 85,1 juta dolar AS, karena turunnya impor yang lebih besar daripada turunnya ekspor.
Kinerja neraca perdagangan dalam dua bulan pertama di kuartal III 2019 tercatat membaik, yang bisa membantu menjaga pertumbuhan ekonomi pada kuartal ini.
Lana memprediksi rupiah hari ini akan bergerak melemah di kisaran Rp14.050 per dolar AS hingga Rp14.100 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.100 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.020 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019