Bagaimana orang mau ke Kalimantan Barat kalau transportasi berupa pesawat tidak bisa berangkat atau datang ke sini
“Dari informasi anggota kami bahwa sejumlah tamu dari beberapa rombongan yang akan ke Kalimantan Barat harus batal karena kabut asap. Nah, itu tentu mempengaruhi tingkat hunian,” ujarnya di Pontianak, Selasa.
Yuliardi Qamal menjelaskan bahwa jika hal ini terus berlanjut, maka bisa jadi penurunan tingkat hunian bisa mencapai hanya 20 persen dari biasanya.
“Kegiatan di hotel bukan hanya orang Kalimantan Barat namun dari luar juga. Belum lagi orang yang akan berwisata ke sini tentu batal, karena kabut asap,” jelas dia.
Apalagi, kata dia, untuk menuju Kalimantan Barat menggunakan transportasi udara pasti terganggu. Saat ini penerbangan dari maupun ke Kalimantan Barat ada yang batal dan tertunda.
“Bagaimana orang mau ke Kalimantan Barat kalau transportasi berupa pesawat tidak bisa berangkat atau datang ke sini. Hal itu sangat berkaitan erat dengan kami dari perhotelan. Orang sedikit ke Kalimantan Barat, otomatis tingkat hunian turun,” jelas dia.
Ia berharap kondisi ini kembali pulih dan normal. Yuliardi berharap semua pihak untuk terus berdoa agar segera hujan dan sumber asap mati.
“Mudah-mudahan an segera hujan. Terpenting ke depan pencegahan kebakaran hutan dan lahan sangat perlu diperhatikan. Kalau tidak aktivitas ekonomi bisa lumpuh,” kata dia.
Sementara itu, General Manager Hotel Orchardz, M Kholid membenarkan karena dampak asap sejumlah rombongan yang sudah pesan kamar harus batal karena kabut asap.
“Kalau terus begini keadaan bisa jadi kami akan mengalami penurunan tingkat hunian minimal 20 persen dari hari biasa,” jelas dia.
Senada juga disampaikan General Manager Mercure Hotel Pontianak, Arman. Menurut dalam dua hari terakhir, seiiring kabut asap parah, ada penurunan tingkat hunian sampai 12 persen.
“Tentu sangat berpengaruh kabut asap dengan tingkat hunian di hotel kami. Semoga semua cepat berlalu kabut asap ini,” harap dia.
Pewarta: Dedi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019