Rektor Universitas Sriwijaya (Unsri) Prof Anis Saggaff mendatangi aksi mahasiswa gabungan se-Sumatera Selatan di kantor gubernur Sumsel, di Palembang, setelah terjadi kericuhan dengan aparat kepolisian."Apa yang disampaikan mahasiswa tentu baik dan seharusnya disampaikan dengan cara yang baik, apa yang mereka suarakan itu untuk kepentingan masyarakat," ujar Prof Anis Saggaff,
Prof Anis datang sekitar pukul 16.00 WIB atau 20 menit setelah kericuhan, Selasa, dan menemui beberapa mahasiswa yang tengah beristirahat, kemudian ia masuk ke kantor gubernur Sumsel sebentar, lalu keluar lagi.
"Apa yang disampaikan mahasiswa tentu baik dan seharusnya disampaikan dengan cara yang baik, apa yang mereka suarakan itu untuk kepentingan masyarakat," ujar Prof Anis Saggaff, saat memberi keterangan kepada wartawan.
Menurut dia, tuntutan mahasiswa terkait kebakaran hutan dan lahan merupakan hal wajar sebagai reaksi kemahasiswaan atas kondisi yang terjadi, yakni asap yang menyelimuti wilayah Sumsel beberapa pekan terakhir.
Baca juga: Atasi kebakaran hutan, Sumsel minta tambahan helikopter pengebom air
Prof Anis Saggaff yang tengah mengikuti pemilihan rektor Unsri, menerangkan bahwa secara eksplisit Unsri sendiri sudah menyiapkan inovasi yang dapat menanggulangi kebakaran lahan.
"Kami sudah siapkan embung terluas di Indonesia yang lokasinya berada di kampus. Embung itu dapat menampung 80 juta meter kubik air yang diharapkan membantu pemadaman karhutla," katanya pula.
Baca juga: BPBD Sumsel kerahkan seluruh kekuatan, tanggulangi asap karhutla
Kemudian, ia mendampingi Gubernur Sumsel Herman Deru menemui ratusan peserta aksi mahasiswa yang mengatasnamakan Gerakan Aliansi Sumsel Melawan Asap (G.ASMA) dan terdiri dari berbagai perguruan tinggi tersebut.
Sebelumnya, aksi G.ASMA yang menyuarakan permasalahan kebakaran hutan dan lahan berlangsung ricuh, setelah Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya ditolak oleh mahasiswa sekitar pukul 15.30 WIB.
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019