"Ada kenaikan sekitar 20 persen penggunaan robot pada industri di Indonesia. Ini menjadi pertanda bahwa implementasi robot di Indonesia sudah bisa dimulai," kata Head of Robotics & Discrete Automation ABB Indonesia, Mugi Harfianza di Surabaya, Selasa.
Mugi pada acara Indonesia's Leading of Industrial 4.0 (INDI 4.0) mengatakan, serapan teknologi robot di Indonesia pada tahun 2017 mencapai sekitar 950 unit, dan pada tahun 2018 melonjak menjadi 1200 unit robot.
Indonesia, memiliki potensi yang bagus untuk bidang robotika, dan industri terbesar yang menerapkan teknologi robot adalah industri makanan dan minuman.
"Hal ini berbeda dengan di negara lain, dimana industri otomotif dan elektronika justru menjadi pengguna terbesar teknologi ini," katanya.
Namun demikian, total penyerapan teknologi robotika di Indonesia masih jauh dibanding negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand.
"Di Vietnam, tingkat penyerapan robot sudah mencapai 3.000 unit per tahun, sementara Thailand mencapai 4.000 unit robot per tahun. Apalagi jika dibanding dengan Korea, Singapura, Jerman, Amerika dan Tiongkok yang penyerapannya jauh lebih besar," katanya.
Penerapan teknologi robot di dunia industri sangat diperlukan, tujuannya untuk peningkatan produksi dan daya saing produk yang dihasilkan.
Untuk mendorong penerapan teknologi robotika tergantung dari pemerintah, apakah akan mengerem penerapan teknologi robot atau mendorongnya, sebab sangat berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas dan kompetisi industri.
Sementara itu, Presiden Direktur ABB Indonesia, Michel Burtin mengatakan akan tetap mendukung peta jalan pemerintah dalam "Making Indonesia 4.0" dengan menghadirkan serangkaian teknologi digital lintas industri berupa solusi smart sensor, digital power train serta robot YuMI.
"Kami akan berkomitmen untuk menjadi bagian dari transformasi digital ekonomi Indonesia. Baik itu mengenai efisiensi energi, manufaktur maju atau infrastruktur perkotaan, ABB memiliki produk, solusi, dan penawaran layanan yang luas untuk melengkapi peta jalan Indonesia di masa depan dalam revolusi industri keempat," katanya.
Indonesia saat ini menempati posisi kedua sebagai negara dengan optimisme tertinggi dalam menerapkan industri 4.0, yakni sebesar 78 persen.
Di atas Indonesia terdapat Vietnam sebesar 79 persen, sedangkan di bawah Indonesia ditempati Thailand sekitar 72 persen, Singapura 53 persen, Filipina 52 persen dan Malaysia 38 persen.
Baca juga: Erwin Aksa: Pengusaha dituntut jeli tangkap peluang di industri 4.0
Baca juga: Lima sektor industri Making Indonesia 4.0 miliki daya ungkit tinggi
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019