Konser "Musik untuk Republik" itu digelar dengan tujuan menyatukan masyarakat yang sempat terpolarisasi lantaran pesta demokrasi beberapa waktu lalu. Konser itu diharapkan dapat mempererat persatuan dan kesatuan.
"Kami dari musisi merasa ada keresahan karena polarisasi setelah pesta demokrasi kemarin. Keresahan ini juga sekarang udah ke mana-mana, udah bawa etnis, ras dan kalau bukan musisi siapa lagi yang memberi contoh," kata ketua pelaksana konser "Musik untuk Republik" Rayden Sujono dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
"Kemudian kita konsultasikan ke kediaman om-om di Godbless, di situ ide kita sama," ujarnya melanjutkan.
Menambahkan Rayden, creative director konser, Lilo "Kla" mengatakan bahwa konser tersebut tanpa sponsor dan tidak dipungut biaya alias gratis.
"Semoga ini bisa bergulir di seluruh provinsi Indonesia, tidak gampang memang bikin ini tapi kita juga berterima kasih kepada orang-orang yang sudah menyumbang ide dan materi," kata Lilo.
"Kenapa tidak ada sponsor? Karena untuk yang pertama ini kami tidak ingin dibilang ditunggangi," tuturnya.
Konser itu akan menghadirkan lebih dari 50 musisi dari berbagai genre di antaranya Godbless, Edane, Cokelat, Kikan Namara, Glenn Fredly, Iwa K, Inul Darastita, Iis Dahlia, NTRL, Jamrud, Slank, The Fly, /rif, Voodoo, Tony Q Rastafara, Java Jive, Kotak, Pas Band, Superglad, Sandhy Sondoro, Siksakubur, Mulan Jameela, Saint Loco dan lainnya.
"Kita bikin satu panggung besar saja, panggungnya hanya akan ada di situ. 60 performance hanya akan tampil di situ saja. Kami akan silih berganti dan pengaturannya kami akan mengatur flow-nya sedemikian rupa," kata Ezra Simanjuntak selaku production director.
Tidak hanya pertunjukan musik, konser tersebut juga akan menghadirkan lokakarya serta area berkemah gratis selama acara berlangsung.
Baca juga: Barasuara jadi band pembuka konser The 1975 di Jakarta
Baca juga: Kiss tunda konser karena Gene Simmons dirawat
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019