CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite melalui rilis yang dikirimkan ke sejumlah media di Palangka Raya, Rabu, mengatakan bahwa 37 dari ratusan orangutan muda di Nyaru Menteng pun terindikasi telah terjangkit infeksi saluran pernafasan ringan.
"Tim medis dengan sigap memberikan pengobatan menggunakan nebulizer, multivitamin, dan antibiotik, terutama bagi orangutan yang dianggap mengidap infeksi parah," beber dia.
Baca juga: Belasan Orangutan di Nyaru Menteng Kalteng terserang ISPA
Dikatakan, api sempat mengancam Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng yang terletak tidak jauh dari kota Palangka Raya. Di pekan pertama Agustus 2019, tim pemadam kebakaran Yayasan BOS sempat harus berjibaku melawan api yang mendekat sampai jarak sekitar 300 meter dari batas Nyaru Menteng.
Dia mengatakan tim berhasil memadamkan si jago merah setelah bekerja keras selama sekitar 4 jam bersama sejumlah pihak lain. Tim di Nyaru Menteng bersama masyarakat serta unsur-unsur pemerintahan lainnya pun semakin rutin patroli.
"Pemadaman beberapa titik api di sekitar Nyaru Menteng juga terus dilakukan. Itulah yang membuat kami berhasil mencegah penyebarannya," kata Jamartin.
Baca juga: BKSDA Kalbar-IAR Indonesia selamatkan dua orangutan dilokasi karhutla
Dia mengaku ada sekitar 80 hektare hutan gambut di wilayah kerja Yayasan BOS dilahap si jago merah. Sebanyak 80 hektar yang terbakar itu tersebar di Sei Daha dekat Pusat Penelitian Tuanan seluas 20 hektare, dan 60 hektare di Sei Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalteng.
Meski begitu, Yayasan BOS di Program Konservasi Mawas bekerja sama dengan masyarakat sekitar dan tim di Pusat Penelitian Tuanan mengendalikan, mengisolasi, dan memadamkan kebakaran.
"Kondisi itu tidak mengendurkan semangat kami untuk terus bekerja melindungi orangutan Kalimantan dan habitatnya," demikian Jamartin.
Baca juga: Banyak orangutan masuk ke kebun warga akibat kebakaran hutan
Pewarta: Kasriadi/Jaya W Manurung/ADV
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019