"Sampai kemarin sore, jumlah itu terdiri dari 542 siswa PAUD/TK, 2018 siswa sekolah dasar dan 384 siswa SMP," kata Sahdin saat dikonfirmasi di Palangka Raya, Rabu.
Baca juga: Riau sebar 1,5 juta masker selama kabut asap
Dia menerangkan, paparan kabut asap yang menyelimuti "Kota Cantik" sejak beberapa pekan lalu itu menyebabkan kesehatan ribuan peserta didik terganggu.
"Diantara mereka ada yang merasakan pusing, sakit kepala, sesak napas, mual-mual, hingga muntah," kata Sahdin yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka Raya itu.
Baca juga: Pulau Tambelan Bintan diselimuti kabut asap
Menurut dia, anak-anak usia dini lebih rentan terpapar dampak buruk kabut asap karena selain masih rendahnya kesadaran menjaga hidup sehat juga karena daya tahan tubuh yang belum terlalu kuat.
"Jumlah siswa SMP yang terpapar lebih sedikit karena mereka banyak yang sadar menggunakan masker dalam setiap aktivitas. Selain itu daya tahan tubuh juga lebih kuat," katanya.
Baca juga: Palangka Raya tetapkan tanggap darurat Karhutla selama 15 hari
Sahdin pun mengimbau para orang tua untuk segera memeriksakan kondisi anaknya baik yang sudah terindikasi mengalami gejala gangguan kesehatan maupun belum.
"Kami imbau orang tua memanfaatkan berbagai pusat layanan kesehatan yang dibentuk pemerintah untuk memastikan anaknya dalam kondisi sehat," katanya.
Dalam rangka mengantisipasi dampak buruk kabut asap terhadap kondisi para siswa maka Pemerintah Kota Palangka Raya kembali memperpanjang masa libur sekolah selama tiga hari terhitung mulai dari tanggal 19-21 September 2019.
Selain itu, Pemerintah Kota Palangka Raya juga menetapkan status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan selama 15 hari terhitung sejak 16-30 September.
Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019