• Beranda
  • Berita
  • Ginting tak ingin terbebani gelar juara bertahan di China Open

Ginting tak ingin terbebani gelar juara bertahan di China Open

18 September 2019 22:37 WIB
Ginting tak ingin terbebani gelar juara bertahan di China Open
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting mengembalikan kok ke arah pebulu tangkis tunggal putra China Lu Guang Zu dalam babak pertama Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, kompleks GBK, Jakarta, Selasa (16/7/2019). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/hp. (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)
Pebulutangkis tunggal putra Anthony Sinisuka Gintinng mengaku tidak ingin terlalu memikirkan statusnya sebagai juara bertahan di turnamen China Open karena ingin lebih fokus pada jalannya pertandingan.

"Saya tidak mau memikirkan kalau saya juara bertahan, fokus pada (pertandingan) yang ini saja," ujar Ginting melalui keterangan tertulis PP PBSI yang diterima Antara di Jakarta, Rabu malam.

Usai mengalahkan Kenta Nishimoto di babak pertama, selanjutnya di babak 16 besar pebulutangkis asal Cimahi Jawa Barat ini akan bertemu Parupalli Kashyap dari India.

Menyikapi pertemuan itu, Ginting pun enggan merasa lebih unggul karena berbekal gelar sebagai unggulan ketujuh di turnamen ini.

"Mau lawan siapa pun sekarang tidak boleh lengah. Status unggulan hanya di atas kertas, di lapangan kan beda lagi. Kalau tahun lalu saya dapat undian berat, tahun ini pun juga tidak mudah," pungkas Ginting menambahkan.

Ginting menyelesaikan laga pertamanya di China Open 2019 BWF World Tour Super 1000 dengan kemenangan rubber game atas Nishimoto (Jepang) dengan skor 21-14, 19-21, 21-13.

Dengan demikian, ia menyusul langkah Shesar Hiren Rhustavito dan Tommy Sugiarto yang sudah lebih dulu lolos ke babak kedua pada pertandingan hari Selasa.

Ginting bermain cukup baik di babak pertama meski sempat tertinggal 1-5 di gim pertama, namun ia mengejar dan menyamakan kedudukan.

Di gim kedua ia pun sempat ketinggalan di awal, akan tetapi ia mampu mengambil kendali permainan dan menghentikan Nishimoto. Namun sayangnya ia banyak melakukan kesalahan sendiri.

Lalu di gim ketiga ia langsung tancap gas dan tidak memberikan kesempatan pada Nishimoto untuk berkembang.

"Pada gim ketiga, saya memanfaatkan pergerakan kaki lawan yang sudah tidak secepat sebelumnya. Saya tetap banyak menyerang, tapi variasikan dengan reli-reli panjang juga. Kalau di gim kedua saya kalah karena lawan bermain lebih agresif, lebih banyak inisiatif menyerang. Kondisi lapangan di gim kedua 'menang angin', jadi pola main dan strateginya beda lagi dengan di gim pertama," tutur Ginting menceritakan.

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019