• Beranda
  • Berita
  • Film adaptasi karya komikus Astro Boy tayang perdana di festival Tokyo

Film adaptasi karya komikus Astro Boy tayang perdana di festival Tokyo

19 September 2019 09:30 WIB
Film adaptasi karya komikus Astro Boy tayang perdana di festival Tokyo
Tezuka's Barbara (©Barbara Film Committee)
"Tezuka's Barbara", film live action dari komik Osamu Tezuka yang berada di balik karya Astro Boy, akan tayang perdana di festival film internasional Tokyo (TIFF) 2019.

Film tersebut baru akan dirilis resmi di Negeri Sakura pada 2020.

"Saya sangat bangga bisa jadi bagian dari Festival Film Internasional Tokyo ke-32," kata sutradara Macoto Tezka, putra Osamu Tezuka, dalam keterangan resmi, dikutip Kamis.

Baca juga: Pengunjung festival film Tokyo bisa rasakan dunia teknologi 5G

Ia mengatakan "Barbara" banyak disebut sebagai karya unik dari ayahnya, tapi di mata Macoto karya itu sempurna.

Kisah fantasi ini bercerita tentang pengalaman erotis dan tak lazim dari novelis ternama berjuluk Yosuke Mikura yang hidupnya jungkir balik akibat perempuan misterius bernama Barbara.

Aktris Fumi Nikaido dan Goro Inagaki, mantan anggota grup SMAP membintangi film tersebut.

Baca juga: "Welcome Back, Tora-san" akan jadi pembuka Festival Film Tokyo 2019

"Film ini bertujuan untuk memadukan batas antara seni dan hiburan," imbuh dia.

"Tezuka's Barbara" juga menjadi peserta kompetisi film di festival tersebut. Sebanyak 1.804 judul dari 115 negara mendaftar untuk mengikuti kompetisi TIFF.
A Beloved Wife (©2020 "A Beloved Wife" Production Committee)
   

Selain "Tezuka's Barbara", film Jepang lain yang bersaing di kompetisi adalah "A Beloved Wife" karya Shin Adachi.

Film ini diangkat dari novel otobiografinya sendiri mengenai penulis skenario berduit pas-pasan dan istrinya, tulang punggung keluarga, yang sering mengomel.

Mereka telah menikah selama sepuluh tahun dan dikaruniai seorang putri, tapi Gota menderita karena hidup tanpa hubungan intim dengan istrinya yang dingin gara-gara suaminya bokek.

"Saya ingin menggambarkan humor dan vitalitas dalam film ini," kata sutradara Shin Adachi.

"Dan karena masyarakat Jepang baru-baru ini telah menjadi tidak toleran terhadap orang-orang yang tidak sempurna, saya ingin menggambarkan pentingnya menerima orang lain, serta pentingnya baik memaafkan dan minta maaf."

Baca juga: Festival Film Tokyo soroti genre horor Asia Tenggara

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2019