Kabut asap yang selama beberapa hari terakhir ini menyelimuti Kota Batam, Kepulauan Riau, tidak mempengaruhi minat wisatawan mancanegara berkunjung ke kota kepulauan itu.Relatif tidak ada wisman yang membatalkan rencana kunjungannya ke Batam karena kabut asap.
"Tidak ada pengaruhnya, sampai sekarang saya masih mendapatkan laporan rencana kunjungan wisman. Ini baru dilaporkan lagi, 90 mahasiswa Nanyang (NTU Singapura) datang siang ini, belum yang lain-lain," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam Ardiwinata si Batam, Kamis.
Bahkan, sambung Ardi, sedikitnya 1.500 wisman asal Malaysia dijadwalkan berkunjung ke Batam untuk menyaksikan Tabligh Akbar di Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah, Jumat (20/9).
Menurut dia, relatif tidak ada wisman yang membatalkan rencana kunjungannya ke Batam karena kabut asap.
Baca juga: Sudah sebulan Pekanbaru terus diselimuti kabut asap karhutla
Ia mengatakan, kabut asap yang terjadi di Batam akibat kiriman dari daerah lain sehingga sifatnya sementara. Itu yang membuat wisman tidak khawatir bepergian ke kota di seberang Singapura.
"Tidak ada kunjungan yang dibatalkan karena tidak ada titik api di sini," kata dia saat ditemui dalam persiapan Tabligh Akbar di Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah.
Kabut asap kebakaran hutan dan lahan dari Riau dan Kalimantan tertiup angin sampai ke Batam. Dan arah angin berubah-ubah sehingga asap tidak selalu ada di Batam.
Apalagi, kata mantan Kabag Humas Pemkot Batam itu sifat hujan di Batam ekuatorial. Hujan bisa datang tiba-tiba dan langsung menyapu kabut asap.
"Hujan di Batam sporadis. Kabut itu bergerak menurut angin," kata dia.
Baca juga: Kualitas udara Batam kembali sehat
Angka Indeks Standar Pencemaran Udara juga terus bergerak. "Sekejap sehat, sekejap tidak sehat," kata Ardi.
Sementara itu, kualitas udara di Kota Batam kembali sehat dengan ISPU 33 hingga 50 pada Kamis pagi, berdasarkan pantauan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam.
Padahal, sehari sebelumnya udara Batam mencapai kategori sangat tidak sehat dengan ISPU mencapai lebih dari 200.
Kualitas udara dikatakan sehat bila ISPU di bawah 100, kemudian bila 100 sampai 199 kategori tidak sehat, 200 sampai 299 kategori sangat tidak sehat, dan di atas 300 kategori berbahaya.
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019