"Kami berharap dengan peresmian ini, masyarakat bisa memanfaatkan sekolah ini dengan sebaik-baiknya," ujar Mendikbud.
Sekolah tersebut merupakan satu-satunya sekolah di daerah itu, yang terdiri dari SD dan SMP. Sebelumnya, hanya ada SD.
Baca juga: Mendikbud luncurkan digitalisasi sekolah di Natuna
Baca juga: Mendikbud ajak sekolah manfaatkan Rumah Belajar
Siswa yang ingin melanjutkan hingga ke jenjang berikutnya harus pindah ke kota kecamatan yang ada di Pulau Sedanau, dengan jarak tempuh satu jam perjalanan dengan kapal motor.
"Sekolah satu atap merupakan solusi bagi pendidikan di daerah kepulauan dan daerah terdepan, terluar dan tertinggal," katanya.
Mendikbud menambahkan di sejumlah daerah seperti di Papua dan Papua Barat, sekolah satu atap sudah dilengkapi dengan asrama. Namun untuk di Kampung Segeram, tidak dilengkapi dengan asrama karena bisa terjangkau oleh masyarakat.
Selain peresmian sekolah, Mendikbud juga meresmikan perpustakaan yang dibangun Yayasan Tunas Bakti Nusantara.
Baca juga: Mendikbud minta BOS tidak digunakan untuk bayar gaji
Direktur Eksekutif Yayasan Tunas Bakti Nusantara, Teguh Dwi Nugroho, mengatakan peresmian itu merupakan bagian dari kegiatan Bakti Nusantara yang berlangsung di Natuna pada 19-25 September 2019.
Kegiatan yang dilakukan terdiri dari penyuluhan tentang gizi (pencegahan stunting), kelas inspirasi, antologi cerpen dan pelatihan menulis, peningkatan kapasitas guru, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, taman baca masyarakat, kemah perdamaian, penyuluhan tentang parenting, RS lapangan, hingga sunatan massal.
“Beberapa hal utama lain dalam Bakti Nusantara tahun ini adalah penghibahan lahan seluas 4.250 meter persegi yang selanjutnya digunakan sebagai lokasi berdirinya bangunan perpustakaan dan laboratorium SMPN 3 Satu Atap Segeram,” kata kata Teguh.
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019