"Di Kota Palu ada 12.454 KK atau 49.816 jiwa membutuhkan huntap, di Kabupaten Sigi 1.000 KK atau 3.735 jiwa dan di Donggala 1.210 KK atau 4.840 jiwa,"katanya di Palu, Kamis.
Longki menjelaskan mereka merupakan warga terdampak bencana yang rumahnya rusak berat sehingga tidak layak huni lagi dan rata dengan tanah.
Ada juga warga yang tempat tinggalnya berada di atas zona rawan bencana (ZRB) sehingga harus direlokasi dan mendapat ganti rugi dari pemerintah pusat atas tanah dan rumah miliknya berupa huntap
"Di Palu, 1.211 KK tempat tinggalnya rusak akibat tsunami, likuefaksi 5.385 KK dan 5.858 KK rumahnya berada di atas ZRB. Di Sigi 1.000 KK rumahnya rusak akibat likuefaksi dan di Donggala 1.210 KK rumahnya rusak akibat tsunami,"terangnya.
Ia menjelaskan huntap para korban bencana tersebut berada di Kelurahan Tondo dan Talise serta Duyu untuk di Kota Palu. Di Kabupaten Sigi pemerintah menetapkan lokasi huntap di Desa Pombewe dan di huntap satelit bagi korban terdampak bencana di Sigi dan Donggala yang berprofesi sebagai petani dan nelayan.
"Sementara realisasi bantuan huntap yang pasti diterima antara lain untuk Kota Palu 1.525 unit, terdiri atas bantuan Kementerian PUPR 400 unit, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia 1.000 unit dan AHA Center 75 unit,"ujarnya.
Kemudian di Sigi realisasi bantuan huntap untuk saat ini 1.500 unit, terdiri atas huntap bantuan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia 1.000 unit dan Kementerian PUPR 500 unit.
Sementara untuk korban bencana di Donggala, bantuan berupa huntap belum ada sama sekali.
Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019