"Kami menerima laporan dua orang pada hari Jumat sudah bisa pulang, tiga orang lagi masih menjalani perawatan di RSUD Mimika," kata AKBP Agung.
Dari lima korban yang dirawat di RSUD Mimika itu, empat perempuan: Topina Mom (36), Tabuni (37), Herina Kinal (32), dan Yefrina Mom (16). Seorang lagi berjenis kelamin lak-laki yang terluka pada kaki kanan dan baru dievakuasi ke RSUD Mimika, Kamis.
Baca juga: Kematian Briptu Heidar karena ditembak KKB di Puncak
Baca juga: Anggota Polri diserang KKB di Puncak, satu orang hilang
Dua di antaranya sempat menjalani operasi di RSUD Mimika untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di tubuhnya.
Jajarannya diperintahkan untuk mengamankan proyektil peluru yang bersarang di tubuh pasien. Selanjutnya, diperiksa di Laboratorium Forensik Polri, Makassar.
Sebelumnya, Bupati Puncak Willem Wandik mengatakan bahwa pemkab setempat menanggung seluruh biaya pengobatan warga yang menjadi korban penembakan tersebut.
"Pemerintah daerah menanggung seluruh biaya perawatan para korban, termasuk korban yang meninggal dunia," kata Willem Wandik.
Para korban itu tertembak saat terjadi kontak tembak antara KKSB dan aparat keamanan di Kampung Olenki, Distrik Mabugi.
KKSB menggunakan warga sipil sebagai tameng ketika mereka melarikan diri ke hutan setelah dikejar aparat keamanan.
Dalam peristiwa itu, terdapat tiga warga meninggal dunia akibat luka tembak, yaitu Tekiman Wonda (33), Edison Mom, dan Rudi Mom yang masih berusia balita.
Baca juga: Pemkab Puncak bantu biayai pengobatan warga korban penembakan
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019