Sebagian rumah penduduk di Jalan Tegal Arum Banjarbaru terkepung kebakaran lahan gambut di dekat dengan Bandara Syamsudin Noor, Sabtu siang.kami sangat khawatir karena setiap hari api terus muncul
Berdasarkan pantauan Antara, satgas karhutla dari Polres Banjarbaru dan Polda Kalsel nampak berupaya memadamkan api yang terus meluas.
"Kami fokus menanggulangi api yang sudah mendekati rumah warga, untuk Brimob sendiri mengerahkan mobil water cannon," kata Komandan Satuan Brimob Polda Kalsel Kombes Pol Ardiyansyah Daulay.
Ada dua titik api yang jadi fokus pemadaman petugas yaitu di seberang SMPN 15 Banjarbaru dan lahan yang ke arah Jalan Kasturi 2, dimana api sangat dekat Komplek Kasturi Indah 3 RT 29, Kelurahan Syamsudin Noor, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru.
Kedua lokasi lahan yang terbakar hebat itu memang mengkhawatirkan karena sangat dekat dengan bangunan rumah warga setempat.
Selain personel Brimob, terlihat juga mobil patroli Direktorat Sabhara dan Direktorat Lalu Lintas Polda Kalsel juga berjibaku melakukan penyiraman, dengan masing-masing membawa air dalam tandon dilengkapi mesin pompa alkon.
"Penanggulangan di Jalan Tegal Arum atau kawasan Guntung Damar ini kami juga dibantu satu unit mobil tangki air dari Indonesia Offroader Federation (IOF) Kalsel," timpal Daulay.
Sementara salah satu warga yang berdiam di Komplek Kasturi Indah 3, Rusman, mengaku sangat khawatir karena lahan yang terbakar hanya berjarak sekitar 30 meter dari rumahnya.
"Alhamdulilah petugas sigap melakukan pemadaman, meski kami sangat khawatir karena setiap hari api terus muncul. Biasanya pada saat siang hari di terik matahari yang panas kembali menyala," bebernya.
Kebakaran lahan di kawasan tersebut diketahui juga sudah mengganggu penerbangan di bandara akibat kabut asap yang ditimbulkan membuat jarak pandang terbatas.
Lahan gambut yang terbakar memang sulit dipadamkan karena titik panas sudah menjalar ke dalam tanah, sehingga api kerap muncul kembali lantaran tak sepenuhnya padam jika hanya dilakukan penyiraman dari atas permukaan tanah.
Pewarta: Firman
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019