Baca juga: Taklukkan ganda China, The Daddies melaju ke final
"Kuncinya tadi di gim pertama. Setelah menang di gim pertama, di gim kedua kami jadi lebih tenang. Kondisi kaki saya masih sama, tadi tidak banyak reli dan memang sengaja sebisa mungkin tidak banyak bergerak. Memang kami sengaja ubah strategi karena pergerakannya terbatas," kata Ahsan melalui keterangan tertulis PP PBSI yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu malam.
Menyadari Ahsan tak dalam kondisi prima akibat cedera di betis kanan dan kirinya, Hendra pun sepakat untuk menerapkan permainan taktis yang sangat efisien. Dalam dua gim langsung, mereka menghentikan perlawanan wakil tuan rumah tersebut dengan skor 22-20, 21-11.
"Memang lapangannya ada angin, tadi di gim pertama kami 'kalah angin'. Kami kaget juga bisa menang dua gim langsung, dan gim keduanya cukup mudah. Mungkin mereka sedang tidak enak mainnya," kata Hendra menerangkan.
Sementara untuk laga final besok yang dipastikan akan laga "All Indonesian", Hendra mengaku siap untuk bermain maksimal meski harus meladeni rekan senegara.
Laga semifinal lain akan mempertemukan dua ganda Indonesia yaitu Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
"Untuk final besok kami berharap yang terbaik saja, kami senang bisa terjadi all Indonesian final lagi setelah terakhir di Japan Open 2019," lanjut Hendra.
Saat berita ini diturunkan, Anthony Sinisuka Ginting di nomor tunggal putra tengah bertanding melawan Anders Antonsen dari Denmark juga untuk mengamankan posisi di babak final.
Baca juga: Carolina Marin tantang Tai Tzu Ying di final China Open
Baca juga: China pastikan gelar ganda campuran di China Open
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2019