Piaggio Indonesia, lanjut Marco, akan mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan prosedur membawa kendaraan listrik, dan mereka tidak mau terburu-buru.
"Kami sedang mempersiapkan kendaraan elektrik, karena persiapan cukup banyak dari muali diler, training dan lainnya," kata Marco Noto La Diega setelah peluncuran Vespa GTS Super 300 Tech.
"Tapi teman-teman juga sudah bisa lihat yang sudah di-launching di EICMA, dan kita juga mengapresiasi pemerintah yang sudah mengeluarkan regulasi untuk kendaraan listrik dan kita sedang mempelakari regulasi itu," katanya.
Ia mengatakan, "Kalau dibilang siap atau tidak, kami siap bawa kendaraan itu. Naumn, kami masih mepersiapkan dari segi unit, network, training dan sparepart juga akasesrois. Jadi, kalau itu semua komplit baru akan kita keluarin."
Piaggio juga mempertimbangkan untuk membawa kendaraan yang memiliki kapasitas mesin (cc) kecil, dibawah 100cc, ke Inodnesia.
"Jadi Vespa 50cc kami mungkin saja, tapi banyak pertimbangan apakah cocok unuk Indonesia atau tidak. Hal itu yang masih menjadi bahan pertimbangan labih jauh lagi," katanya
Menurutnya, orang-orang Indonesia memiliki mobilitas cukup tinggi dengan jarak yang kurang lebih 20-30 km per hari, sehingga mempertimbangkan kendaraan 50cc itu, apakah cocok atau tidak.
"Jadi kita masih ragu itu cocok di sini, karena mobilitas juga cukup tinggi dengan perjalan 20-30 per kilometer per harinya. Jadi, kalau memakai 50cc agak susah juga kayaknya," lanjutnya.
Vespa meluncurkan varian 50cc dengan kecepatan 30 mil per jam di Amerika Serikat, antara lain Primavera 50 cc Limited Speed dan Sprint 50 cc Limited Speed.
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019