Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa perkembangan financial technology (fintech) yang semakin pesat dapat berperan besar untuk membantu pemerintah mencapai target inklusi keuangan sebesar 75 persen pada 2019.Kami percaya pada inovasi dalam industri digital dan teknologi untuk mencapai inklusi keuangan ini dengan lebih cepat.
“Kami percaya pada inovasi dalam industri digital dan teknologi untuk mencapai inklusi keuangan ini dengan lebih cepat,” katanya saat ditemui dalam acara Indonesia Fintech Summit & Expo 2019 di Jakarta, Senin.
Ia menuturkan rasio tabungan terhadap PDB (gross saving ratio) Indonesia baru mencapai 31 persen yang berarti lebih rendah dari Singapura dan China yaitu berada pada level 46 persen, serta Thailand 34 persen.
“Hal tersebut yang menjadi dasar bagi pemerintah dalam meluncurkan Strategi Keuangan Nasional Inklusif (SKNI) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2016,” ujarnya.
Perkembangan fintech tersebut cukup berpengaruh yang dibuktikan dengan data dari Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) yang menunjukkan bahwa 70 persen portofolio fintech terdiri atas lapisan masyarakat yang tidak terlayani perbankan (unbanked and underbanked).
“Terutama di payment dan lending market. Peningkatan bisnis ini yang sangat kuat membuat banyak agen fintech tumbuh,” kata Darmin.
Baca juga: Menkeu sebut akses teknologi digital di luar Jakarta masih rendah
Darmin menjelaskan hal tersebut dapat terjadi karena fintech memiliki kelebihan dalam memberi pelayanan keuangan yang cepat, terjangkau, dan aman untuk masyarakat sehingga diharapkan bisa membantu ekonomi digital di Indonesia.
“Fintech harus mampu menjangkau populasi di kawasan terluar dan terdalam di Indonesia agar misi fintech untuk mencapai inklusi keuangan benar-benar tercapai,” ujarnya.
Ia berharap fintech mampu bekerjasama dengan agen perbankan dan tidak hanya fokus untuk memperoleh keuntungan dari bisnisnya melainkan juga fokus meningkatkan edukasi dan proteksi kepada konsumen.
“Saya berharap fintech dapat mengintegrasikan diri dengan sektor ekonomi riil yang telah mengadopsi teknologi juga,” katanya.
Berdasarkan data Findex, jumlah penduduk dewasa yang memiliki akses pada institusi finansial di Indonesia meningkat dari sekitar 36 persen pada 2014 menjadi 48,9 persen pada 2017, sedangkan versi OJK mencatat pada 2017 mencapai 68,7 persen.
“Kami yakin dengan inovasi melalui teknologi kita bisa capai ini,” ujarnya.
Baca juga: Menko Perekonomian buka Indonesia Fintech Summit and Expo 2019
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019